Chat Here

Welcome to peoplewillfindtheway.blogspot.com... Feel free to explore and enjoy!

Perangkap Tikus

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan dengan seksama sambil menggumam “hmmm…makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??”

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. 
Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak 
” Ada Perangkap Tikus di rumah….di rumah sekarang ada perangkap tikus….”


Ia mendatangi ayam dan berteriak ” ada perangkap tikus” 
Sang Ayam berkata ” Tuan Tikus…, Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku”


Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. 
Sang Kambing pun berkata ” Aku turut ber simpati…tapi tidak ada yangbisa aku lakukan”


Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. 
” Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali”

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata
” Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku”
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilikrumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam (kaki ayam) oleh suaminya. 
(kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) 
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.


Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang temanmenyarankan untuk makan hati kambing. 
Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. 
Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.


Dari kejauhan…Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. 
Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.


Kalau kita menganggap ini bukan urusan kita, coba pertimbangkanlah lagi. Semoga Indonesia makin baik.

Sumber : http://filsafat.kompasiana.com/2010/02/18/perangkap-tikus/

0 comments:

Post a Comment