Chat Here

Welcome to peoplewillfindtheway.blogspot.com... Feel free to explore and enjoy!

Begitu Besarnya Kasih Kakak...

Dari pertemuan itu didapatkan kisah begitu sulitnya dia berjuang menjadi pembantu di Hongkong, karena biaya hidup yang cukup tinggi, dan dia makan seadanya, serta mencoba terus menabung. Sampai si bekas majikan itu bertanya, mengenai gaji dan pengeluarannya dan raut wajah dan rambutnya yg tidak teraut seperti dulu, “kenapa kamu ngak belanja untuk keperluanmu?”, buat apa kamu simpan uang terus, dia juga tidak menghabiskan waktunya untuk dirinya berpacaran atau weekend santai-santai, hampir setiap detik waktunya dia pergunakan untuk mencari uang.



Dan dari ceritanya terurailah kisah begitu panjang liku-liku kehidupannya, sang kakak yang juga bekas pembantu telah mendapatkan kehidupan yang lebih bagus di Amerika, karena menemukan jodoh dan dibawa ke Amerika, sang adiknya masih sekolah di universitas. Dia yang berada di posisi tengah ini menyadari kalau dia itu kurang pinter, dan sadar kalau kesempatan bagi adiknya itu lebih bagus dari dirinya. Dia selalu bercerita adiknya itu pandai, di sekolah selalu mendapatkan posisi atas, sehingga dia mau adiknya itu ‘jadi orang’.


Setiap bulan uang itu dikirimkan ke kampungnya di Filipina, dengan cukup besar, untuk biaya si adik sekolah dan juga untuk kedua orang tuanya, tidak ada yang tahu keadaan dia sebenarnya di Hongkong, tidak ada yang mengerti betapa berat kehidupan yang dilaluinya, yang keluarganya tahu, dia berkecukupan karena bisa mengirimkan uang tiap bulan. Sang kakak pun terus membantu juga buat si adik, karena biaya pendidikan yang cukup tinggi, untung sang suami tidak masalah akan hal ini.



Bisa dibayangkan dia menghemat dengan makan ala kadarnya, untuk kehidupan adiknya, dia berharap adiknya bisa membawa derajat keluarganya lebih tinggi, semoga sang adik selalu ingat jasa si kakak ini. Karena bagiku kakak ini telah mengorbankan hidupnya untuk adiknya, bisa saja dia biarkan sang adik, bisa saja dia puas2kan diri dengan pendapatannya.



Perjuangan ini juga mengingatkanku dengan seorang gadis yang menderita kanker, sewaktu aku mengunjunginya aku sendiri bingung untuk berkata apa, hanya doa yang bisa kupanjatkan kepadaNya, dan aku duduk disisinya melihat sang kakak yang begitu telaten merawat si gadis ini, perhatianku tertuju kepada si kakak ini. Dan dari obrolan singkat aku mendapatkan sekilas cerita darinya, kalau dia akhirnya berhenti bekerja, hubungan dengan kekasihnya pun tidak berlanjut. Posisi kerjaan yang bagus serta juga kehidupan yang sudah mencukupi buatnya akhirnya dia tinggalkan semuanya untuk merawat si adik, dari menjual rumah dan segalanya, si kakak terus merawat si adik, aku pun saat itu melihat pengorbanan yang begitu besar membuatku tersentak, ah betapa hebat hati kakak ini untuk adiknya.



Sang adik yang dari keadaan sakit dan terus menjalani chemotherapy berulang-ulang, sampai suatu saat dimana aku mendapatkan sms, kalau kakinya harus diamputasi, aku tidak bisa lagi membayangkan, dan sang kakak terus mendampinginya. Sampai sang gadis itu akhirnya bisa kembali sekolah, dengan raut wajah cantiknya walau kehilangan seluruh rambutnya, tapi dia tetap memancarkan raut kehidupan dan dia tidak mudah menyerah. Kembali lagi bersekolah dengan ditemani sang kakak yang selalu ada disisinya ibarat malaikatnya. Tapi mungkin Tuhan berkehendak lain, setelah dinyatakan sembuh dan sewaktu aku ketemu lagi saat itu, aku berkata mujijat dia bisa bangkit seperti ini, ceria dan penuh semangat hidup. Tapi itu hanya sekejap, kurang lebih setahun kembali, ia terbaring di rumah sakit, dengan adanya penyebaran kanker tersebut, dan akhirnya dia sendiri merasakan chemo lagi dengan tahapan yang lebih rumit, dan saat-saat ini dia selalu minta didoakan, karena panasnya serta menderitanya saat di chemo, serta kondisi tubuhnya yang merosot tajam, tulangnya terlihat seakan kulit itu hanya membungkus tipis. Sang kakak pun tak henti2nya bermoohon, berdoa, meng-sms teman2nya untuk kesembuhan sang adik. Tapi Tuhan berkehendak lain, sang gadis itu dipanggilNya.



Sang kakak telah menunjukkan betapa besar kasihnya untuk sang adik, dengan segala pengorbanannya untuk si adik kecilnya.



Banyak malaikat-malaikat lain di sekitar kita, yang menggantikan posisi orang tuanya, dimana sang orang tua bercerai, ataupun tidak mampu mencari nafkah, ataupun terlalu berat pekerjaannya sehingga waktunya tidak ada.




Sewaktu perjalananku ke Cambodia, saat aku duduk pagi-pagi sekitar jam 8 pagi, aku mendapati seorang ibu dengan 2 orang anak kecilnya, duduk dipinggiran lampu merah. Aku mengamati mereka dan ingin mengambil photo mereka, mereka pun juga melihat ke arahku, dengan anggukan senyum aku meminta ijin untuk memotret mereka. Setelah itu datang lah seorang gadis kecil bertelanjang kaki menyeberangi lampu merah, dan meminta uang kepadaku, aku yang berdiri disitu memberikan uang kepadanya, kemudian dia berlari ke arah pasar, dan kembali lagi dengan berlari membawa 2 plastik minuman ditangannya, yang itu diberikan untuk kedua adiknya dan ibunya, keluarga yang tadi aku perhatikan, sang ibu tersenyum kepadaku, sang adik pun tertawa ceria. Tapi ternyata minuman itu tidak ada yg untuk dia, dia hanya berikan untuk adik dan ibunya. Aku yang duduk di jalanan seperti mereka, bangkit berdiri, dan kemudian menghampiri dan mencoba berkomunikasi, tapi susah tidak bisa saling mengerti, aku bermaksud memberikan lagi uang kepada si gadis untuk membeli minuman untuknya. Sewaktu aku berikan uang, raut wajahnya senang sekali, kembali dia berlari, ternyata dia bukan belikan minuman tapi makanan dan kembali makanan itu diberikan kepada kedua adiknya. Kalau aku mengerti bahasa mereka aku seakan ingin mengatakan kamu juga ikut makan dan minum. Tapi saat aku menunjukkan tanganku ke arahnya dan juga dengan isyarat tanganku seperti posisi menyuapkan makanan ke mulut seakan mengatakan ‘makan’ kepadanya, dia tersenyum dan menggelengkan kepada dan mengatakan ‘tidak’ dengan gerakan tangannya.






Bagi yang mempunyai seorang kakak yang berjuang demi kelangsungan hidup, mungkin suatu saat akan terlihat dia sangat marah dengan kelakukan kita yang kurang berkenan, seperti menghamburkan uang, malas belajar atau tidak menghormati mereka. Kadang mereka akan lepas control, karena mereka yang merasakan begitu berat hidup mereka. Sebagai adik mungkin kita bisa memposisikan diri sebagai si kakak ini, dan mengerti mengapa kita diminta selalu serius belajar, dinasehati dan ditegur. Tapi ingatlah itu untuk kebaikan kita, dan maafkan emosi sang kakak jika marah, karena kekecewaan mereka dan mulailah untuk mengubah diri untuk bisa mengerti kalau kita bisa seperti ini karena kakak kita.


0 comments:

Post a Comment