Chat Here

Welcome to peoplewillfindtheway.blogspot.com... Feel free to explore and enjoy!

Makna Persembahan

Umat Buddha biasanya melakukan sembahyang disertai dengan pemberian persembahan di altar, berupa :
  1. Dupa
  2. Lilin
  3. Air Minum
  4. Bunga
  5. Buah
Persembahan barang dalam sembahyang secara lengkap seperti diatas, biasanya dilakukan pada hari Uposatha/Upavasatha atau hari-hari raya lainnya dan biasanya pada hari itu umat Buddha makan makanan nabati (vegetarian). Jika ada yang masih bertanya apa saja makna dari masing-masing persembahan tersebut, inilah beberapa makna dari persembahan, yaitu :

  1. Dupa
    Dupa dengan wangi khasnya selain berguna untuk membersihkan udara dan lingkungan (Dharmadatu), juga membuat suasana menjadi religius, membuat hati menjadi khusuk. Harumnya dupa yang menyebar ke segenap penjuru sama halnya dengan harumnya perbuatan mulia dan nama baik seseorang, yang bahkan menyebar ke segala penjuru sekalipun berlawanan arah angin.
    Memasang Dupa juga mengandung makna mengundang langsung secara bathin atau hati nurani ke hadapan Hyang Tathagata, para Buddha, para Boddhisattva Mahasattva, dan para deva-devi (makhluk suci).
  2. Lilin
    Biasanya lilin warna merah yang dipergunakan untuk persembahan. Sebelum menyalakan dupa, terlebih dahulu kita menyalakan lilin. Cara menyalakan lilin, yang pertama lilin di sebelah kanan, baru kemudian lilin yang berada di sebelah kiri.
    Lilin yang telah dinyalakan bermakna memberikan penerangan atau cahaya yang menerangi jalan kehidupan dan penghidupan di waktu sekarang. Cahaya Buddha Dharma menerangi hati dan pikiran kita, dengan selalu membimbing kita ke jalan yang benar, dan membawa kita ke jalan penerangan/pencerahan agung. Dan juga melambangkan jiwa seorang Bodhisattva yang bermakna ia mencerahi setiap makhluk yang mengalami kegelapan bathin tanpa pamrih.
  3. Air
    Persembahan air mempunyai makna agar pikiran, ucapan dan perbuatan anda selalu bersih. Air dapat membersihkan segala kotoran bathin (klesa) yang berasal dari keserakahan (lobha), kebencian (dvesa), dan kebodohan/kegelapan bathin (moha) dan ia memancarkan kasih sayang (maitri), Welas asih (karuna), memiliki rasa simpati (mudita) dan keseimbangan bathin (upeksha).
  4. Bunga
    Bunga mempunyai makna ketidakkekalan, semua yang berkondisi adalah tidak kekal atau tidak abadi. Demikian juga dengan badan jasmani anda adalah tidak kekal; lahir, tumbuh, tua/lapuk, kemudian meninggal/hancur. Yang tertinggal hanyalah keburukan atau keharuman perbuatan selama hidupnya saja, yang kelak dikenang oleh sanak saudara dan handai taulan.


  5. Buah
    Persembahan buah mempunyai makna hasil dari proses kehidupan, bahwa benih perbuatan buruk/kejahatan akan tumbuh dan berbuah kepurukan/kejahatan pula, begitu juga perbuatan baik akan berbuah kebaikan.

0 comments:

Post a Comment