DHAMMAPADA XXVI, 18
Ketika Sang Buddha sedang menetap di Vihara Veluvana, Y.A. Sariputta, disertai dengan lima ratus bhikkhu, memasuki Desa Nalaka dan berdiri di muka pintu rumah ibunya sendiri untuk berpindapatta. Ibunya mengundang mereka masuk ke dalam rumah.
Ketika ia sedang memberikan makanan kepada anaknya, ia berkata, "O, kau pemakai barang yang tersisa, kau yang telah meninggalkan delapan puluh mata uang crore, untuk menjadi seorang bhikkhu, kau telah menghancurkan kami".
Kemudian ia memberikan makanan kepada para bhikkhu yang lain, dan berkata kepada mereka dengan kasar, "Kalian semua telah menggunakan anakku sebagai pembantu kalian; sekarang makanlah makananmu".
Y.A. Sariputta tidak berkata apapun ataupun menanggapinya tetapi beliau hanya dengan lembut hati mengambil mangkuk tempat makanan dan pulang kembali ke vihara.
Setelah tiba di vihara, para bhikkhu memberiahu Sang Buddha bagaimana Y.A. Sariputta dengan telah bersikap sabar, dan menahan diri terhadap kata-kata hinaan dari ibunya. Kepada mereka, Sang Buddha mengatakan bahwa para arahat tidak pernah marah, mereka tidak pernah kehilangan kesabarannya.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 400 berikut:
Seseorang yang telah bebas dari kemarahan, taat, bajik, bebas dari nafsu keinginan, terkendali dan yang memilki tubuh ini sebagai tubuh akhir, maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
***
--------------------------------------------------------------------------------
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor), Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta, 1997.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150359789260384
0 comments:
Post a Comment