DHAMMAPADA XXV, 18
Lima ratus bhikkhu dari Savatthi, setelah memperoleh petunjuk obyek meditasi dari Sang Buddha, pergi menuju hutan untuk berlatih meditasi. Di hutan, mereka melihat bunga-bunga melati yang mekar di pagi hari dan jatuh dari pohonnya ke tanah pada sore hari. Kemudian para bhikkhu membuat keputusan untuk berlatih keras membebaskan diri dari kekotoran batin seperti halnya bunga-bunga akan terlepas dari pohonnya.
Sang Buddha dengan kemampuan batin luar biasa Beliau, mengetahui mereka dari kamar harum. Kemudian Beliau mengirimkan sinar dan membuat mereka merasakan kehadiran-Nya.
Kepada mereka Sang Buddha berkata, "Para bhikkhu! Seperti halnya bunga-bunga akan terlepas dari pohonnya, demikian juga hendaknya seorang bhikkhu berupaya keras melepaskan dirinya dari proses tumimbal lahir".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 377 berikut:
Seperti tanaman Vassika (pohon melati yang merambat) menggugurkan bunga-bunganya sendiri yang layu kering, begitu pula hendaknya engkau, O bhikkhu, membuang nafsu dan dendam.
Lima ratus bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***
--------------------------------------------------------------------------------Sumber: Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor), Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta, 1997.
Lima ratus bhikkhu dari Savatthi, setelah memperoleh petunjuk obyek meditasi dari Sang Buddha, pergi menuju hutan untuk berlatih meditasi. Di hutan, mereka melihat bunga-bunga melati yang mekar di pagi hari dan jatuh dari pohonnya ke tanah pada sore hari. Kemudian para bhikkhu membuat keputusan untuk berlatih keras membebaskan diri dari kekotoran batin seperti halnya bunga-bunga akan terlepas dari pohonnya.
Sang Buddha dengan kemampuan batin luar biasa Beliau, mengetahui mereka dari kamar harum. Kemudian Beliau mengirimkan sinar dan membuat mereka merasakan kehadiran-Nya.
Kepada mereka Sang Buddha berkata, "Para bhikkhu! Seperti halnya bunga-bunga akan terlepas dari pohonnya, demikian juga hendaknya seorang bhikkhu berupaya keras melepaskan dirinya dari proses tumimbal lahir".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 377 berikut:
Seperti tanaman Vassika (pohon melati yang merambat) menggugurkan bunga-bunganya sendiri yang layu kering, begitu pula hendaknya engkau, O bhikkhu, membuang nafsu dan dendam.
Lima ratus bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***
--------------------------------------------------------------------------------Sumber: Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor), Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta, 1997.
0 comments:
Post a Comment