Aku : Tuhan itu ada dimana saja?
Orang Bijak: Tuhan ada dimana saja yang kita mau Dia ada.
Aku : Bukannya Tuhan punya “tempat2” khusus
untuk “bersemayam”? Tempat2 suci untuk beribadah dan sejenisnya….??
Orang bijak: Tuhan ada dimanapun kita mau menemuinya.
Tidak kenal tempat ataupun waktu.
Tempat-tempat suci??? Pada saat kita berada di tempat “yang dianggap” suci, apakah kita sendiri bertindak suci waktu kita berada di dalamnya?
Pada saat kita menjelek2kan agama orang lain, pada saat kita membanggakan kelebihan agama kita dibanding agama yang lain,
pada saat kita menebarkan kebencian pada umat, agama, ras, dan suku lain yang berbeda dari kita,
pada saat kita menghujat musuh2 kita, pada saat kita membicarakan kesalahan orang lain, di tempat “yang katanya” suci, apakah menurut mu Tuhan hadir di sana?
Lalu pada saat kita mencoba untuk mengajarkan dan menyebarkan kasih sayang kepada sesama tanpa perduli apapun tampilan fisiknya, agama, suku, ras, golongan maupun latar belakang,
tapi kita melakukannya di pinggir sungai yang kotor dan dikelilingi oleh kamar mandi umum, wc dan sampah yang berserakan, apakan menurutmu Tuhan enggan hadir disana???
Aku : Jadi?? Hmmm… eh…. Ah….
Orang Bijak: Open your heart, listen to the deepest voice that you hear, you’ll find the answer.
Aku : bagaiman bila jawabnya tidak ada disana???
Orang Bijak: You’ll find it. It takes time, but it’s not impossible..You’re not the only one. Semua manusia perlu berlatih untuk membuka hatinya.
Bila semua manusia sudah terbuka hatinya sejak dilahirkan, tidak akan ada kekacauan apapun di muka bumi.
So the key my son, is to open your heart so that you’ll be able to hear the voice from deep within.
Aku : Bagaimana aku bisa mengetahui bahwa hati ku sudah terbuka??
Orang bijak: Pada saat dimana kau mampu memberikan senyum yang tulus kepada orang yang tidak kau sukai,
pada saat kau mampu memaafkan dan melupakan semua perbuatan orang yang menyakitimu,
pada saat kau mampu menyayangi/membantu sesama tanpa memandang fisik, bentuk, agama, ras, suku maupun latar belakang.
When that moment comes my son, you shall ask no more, because you’ll have a really special heart, an open one.
Damai di hati, damai di bumi….
0 comments:
Post a Comment