Dikisahkan ada orang kaya raya di sana
mantan Pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dinia bisnis ketika
istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha
membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga
mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.
Kemudian setelah anak semata wayangnya
tersebut menikah, ia minta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di
Apartemen Ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan senang
hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya.
Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa apartement nya yang luas dan
mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa
bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan
dengan anak dan menantunya.
Pada mulanya terjadi komunikasi yang
sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya yang sangat
mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu
menghibahkan seluruh harta kekayaan termasuk apartment yang mereka
tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di
sana.
Tahun-tahun berlalu, seperti biasa,
masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap
dengan orang tua, entah sebab mengapa, suatu hari mereka bertengkar
hebat, yang pada akhirnya, anaknya tega mengusir sang Ayah keluar dari
apartement mereka yang ia warisi dari Ayahnya.
Karena seluruh hartanya, Apartemen,
Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya,
mulai hari itu dia menjadi pengemis di Orchard Rd. Bayangkan, orang kaya
mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba
menjadi pengemis!
Suatu
hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu
dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan
menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si
ayah malu dan menjawab bukan, mungkin Anda salah orang, katanya.
Akan tetapi temannya curiga dan yakin,
bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang
sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini
mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya
bersama-sama mendatangi si Ayah.
Semua mantan sahabat karibnya tersebut
langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah Mantan pebisnis kaya yang
dulu mereka kenal. Dan dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan
menangis ter-sedu-sedu, dia menceritakan semua kejadian yang sudah
dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua orangtua
di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral
itu.
Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.
PM Lee sangat marah dan langsung
memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka dimaki-maki dan
dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan “Sungguh sangat
memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti mereka” .
Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan
saat itu juga surat hibah itu dibatalkan demi hukum! Dan surat hibah
yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM
Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah dihibahkan tersebut kembali
ke atas nama Ayahnya, bahkan anak menantu itu sejak saat itu dilarang
masuk ke Apartment ayahnya.
Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal
sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai
para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang
lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan/Dekrit yaitu “Larangan kepada para
orangtua untuk tidak menghibahkan harta bendanya kepada siapapun sebelum
mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan
dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit
lagi, yaitu agar semua Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi
pekerjaan kepada para lansia.Agar para lansia ini tidak tergantung
kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka
sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil
keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.
Anda
tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport, Mall,
Restaurant, Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi selain
para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih
bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak
bergerak.
Satu lagi sebagaimana di negeri maju
lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat
anak2 dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja
makan diresto dan sebagainya itu bukan pekerjaan hina, sehingga anak2
tsb dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua,
siapapun mereka dan apapun profesinya. Sebaliknya, Anak di sana dididik
menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada
orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.
Meskipun
orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau mungkin
sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka harus tetap
menghormatinya dengan cara merawatnya.
Mereka, warganegara Singapura seolah
diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih balita,
orangtua mereka-lah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk
kotoran, memberi pula yang memberi makan dan kadang menyuapinya dengan
tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala mereka menangis meski
dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.
Sumber : http://pempeknyonya.com/pempek/2011/08/kisah-nyata-dari-singapura-tentang-penghormatan-kepada-orang-tua/
0 comments:
Post a Comment