Alkisah di suatu desa di tepi hutan tinggal seorang kakek tua dengan putra tunggalnya. Mereka hidup
dari beternak kuda yang diambil susu dan dagingnya. Sang putra kerjanya
sehari-hari menggembalakan beberapa ekor kuda yang mereka miliki ke
padang rumput.
Suatu hari seperti biasa
putranya membawa kuda-kuda merumput ke lapangan. Karena kelelahan dia
tertidur di bawah sebatang pohon rimbun. Saat terbangun, dia terkejut
karena dia mendapati kuda-kudanya tidak di lapangan lagi, tetapi entah
hilang ke mana. Dia mencari-cari mereka, tetapi berakhir dengan sia-sia.
Akhirnya, dengan langkah gontai, dia pulang ke rumah.
Berita kakek tua kehilangan
kuda-kuda peliharaannya membuat gempar desa kecil tersebut. Para
tetangga segera berdatangan menyatakan duka mendalam atas kemalangan
yang menimpa keluarga
kakek itu. Seorang tetangga sambil menenangkan kakek tua berkata,
“Sungguh malang nasibmu, Pak Tua. Semua kudamu telah tiada. Sia-sia
jerih payahmu selama ini. Sungguh malang nasibmu.”
Kakek tua terdiam sejenak, lalu
menjawab, “Saya tidak merasa kemalangan, hal ini biasa saja. Semua ini
hanya bagian dari kehidupan.”
Para tetangga bingung dengan tanggapan
kakek tua, dan merasa kasihan karena dia mungkin hanya sekedar menghibur
diri. Lalu mereka semua meninggalkan keluarga kakek tua untuk
memberikan kesempatan kepadanya untuk menenangkan diri.
Beberapa hari berlalu. Dan suatu pagi,
terjadi kegemparan. Ternyata pada malam sebelumnya kuda-kuda kakek tua
kembali lagi ke kandangnya. Dan bersama dengan mereka ikut segerombolan
kuda liar dari hutan. Dalam sekejap mata kakek tua memiliki banyak kuda.
Berita ini kembali menggemparkan seisi
desa. Para tetangga datang memberikan selamat atas keberuntungan ini.
Semua memuji bahwa nasib kakek semakin baik di hari tuanya. Mereka
berucap, “Sungguh beruntung nasibmu, Pak Tua. Sekarang kamu memiliki
kuda paling banyak dan menjadi orang paling kaya di desa kita.” Kakek
tua hanya menggelengkan kepala sambil menjawab, “Saya merasa biasa-biasa
saja. Ini hanya sekedar satu peristiwa dalam hidup saya. Semua ini
hanya bagian dari kehidupan.”
Para tetangga semakin bingung dengan sikap kakek tua yang agak aneh itu. Mereka menganggapnya orang yang tidak tahu bersyukur
dalam hidup.? Lalu mereka meninggalkan kakek tua yang semakin
membingungkan mereka itu.Beberapa hari berlalu. Seperti biasa, putra
kakek tua secara
berkala mencari kayu bakar di hutan untuk keperluan memasak. Pagi-pagi
putranya berangkat ke hutan, dan sesampainya di sana, mulai menebang
pohon untuk mengambil batang kayunya. Karena kurang hati-hati,
suatu ketika kapak yang dia ayunkan ke batang pohon meleset dan menebas
kaki kanannya. Kakinya mengalami pendarahan dan luka yang parah. Dia
akhirnya diselamatkan oleh penduduk desa yang kebetulan lewat.
Berita tentang kecelakaan putra
kakek tua kembali menggemparkan desa. Beramai-ramai mereka datang ke
rumah kakek tua untuk membesuk putranya. Mereka merasa kasihan dan berusaha
menghibur kakek tua karena putranya bakal menderita cacat seumur hidup.
“Sungguh malang nasibmu, Pak Tua. Putra satu-satumu sekarang cacat.
Siapa lagi sekarang yang membantu dan menjagamu?” Kakek tua hanya diam
membisu, tertegun merenung, lalu menjawab, “Bagi saya ini hal yang
biasa. Demikianlah yang seharusnya terjadi. Semua ini hanya bagian dari
kehidupan.”
Para tetangga semakin bingung dengan jawaban kakek tua. Kali ini mereka menganggap kakek tua ini bukan
saja orang yang aneh, tetapi mungkin sudah hampir gila. Lalu, mereka
tanpa banyak bicara meninggalkan kakek yang mereka anggap lain dari
biasa itu.Beberapa hari berlalu. Suatu hari desa itu kedatangan tentara
kerajaan yang sedang mencari pemuda-pemuda sehat untuk diikutsertakan
berperang karena kerajaan sedang diserang musuh. Semua pemuda yang sehat
dari desa itu diambil paksa untuk ikut kewajiban membela kerajaan.
Berhubung putra kakek tua cacat maka dia tidak ikut dibawa pergi. Maka
kakek tua tetap dapat hidup tenang di masa tuanya dengan ditemani putra
tunggalnya.
Cerita di atas memberikan inspirasi
kepada kita tentang hakekat kehidupan. Jika Anda pernah mendengar atau
membaca sebelumnya, biarlah cerita ini mengingatkan Anda kembali untuk
menghayati hidup dengan cara yang baru.Moral cerita di atas begitu
sederhana. Hidup ini penuh dengan serangkaian peristiwa yang datang
silih berganti. Ada yang kita sukai dan menyenangkan kita, ada yang
tidak kita sukai dan mengantarkan penderitaan bagi kita. Begitulah
kehidupan, dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang terkadang memberi
keberuntungan, terkadang membawa kemalangan. Dan dengan cara demikianlah
kita memberi label atas peristiwa-peristiwa yang terjadi? dalam hidup.
Moral yang lain, ketika kemalangan datang menghampiri, kita tidak perlu
terlalu bersedih hati. Tersenyumlah, mungkin saja keberuntungan sedang
dalam perjalanan
mengunjungi kita. Dan ketika keberuntungan mengetuk di pintu kehidupan,
kita tidak perlu merasa senang dan bahagia berlebihan. Siapkanlah hati,
mungkin saja kemalangan sedang mengintai, menunggu saat lengah untuk
menerkam kita.
Kisah di atas sangat mempengaruhi cara
pandang saya terhadap kehidupan. Saya berharap hal yang sama terjadi
terhadap Anda juga. Semoga.
Sumber : http://topmotivasi.com/sebuah-kisah-tentang-kehidupan.html
0 comments:
Post a Comment