Yang Mulia Bhikkhu K. Sri Dhammananda merupakan Bhikkhu yang bereputasi international. Beliau adalah pendiri dan penasehat spiritual Buddhist Missionaries Society yang bertempat di Buddhist Vihara Brikfields – Kuala Lumpur, Pamaradhamma Buddhist Institut di Srilanka dan Singapore Buddhist Mission di Singapore.
Gelar kehormatan yang dimilikinya antara lain Dharmakirthi Sri Saddhamma Visarada dianugerahi oleh Siam Maha Nikaya Srilanka, Pariyati Visara oleh Kotte Maha Sangha Sabha Srilanka, Saddhamma Vibhusana oleh Vidyalankara Pirivena Srilanka, Sastriya oleh Benares Hindu University India, Tripitaka Vagiswara Charya, Mahopadhaya oleh Rohana Sangha Sabha Srilanka dan Visuadharma Visarada Sasadhaja oleh Ramanna Maha Nikaya Srilanka.
Beliau terkenal sebagai penulis buku Dharma yang bermutu, antara lain What Buddhists Believe, How to live without fear and worry, Do you believe in Rebirth, Great Personalities of Buddhism, Why Buddhism, Is it wrong to be ambitious, You are responsible, How to overcome your difficulties, Great virtue of Buddha, Budhism in the eyes of intellectuals, Whither mankind, A happy married life, handbook of Buddhists, Meditation the only way, Treasure of the Dhamma, Human Life and Problems dan Food of Thinking Mind. Total buku yang sudah ditulisnya lebih dari 50 buku dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Taiwan, India, Spanyol, Srilanka, Kamboja, Korea, Afrika Selatan dan Amerika. Beliau juga menerbitkan majalah Voice of Buddhism dan sangat aktif dalam penyebaran agama Buddha di Malaysia dan beberapa negara bagian didunia.
Dilahirkan di keluarga Buddhis pada tanggal 18 Maret 1919 di desa Kirinde, selatan Srilanka. Sejak usia 7 tahun sudah aktif di berbagai kegiatan keagamaan dan keinginan untuk menjadi bhikkhu mulai memasuki hati sanubarinya. Beliau memiliki paman yang juga pemimpin bhikkhu dari sebuah vihara di Kirinde.
Ketika berumur 12 tahun, beliau ditabhiskan menjadi samanera oleh Ven K. Dhammaratana Mahathera dari Vihara Kirinda dengan namaDhammananda yang berarti seorang yang memperoleh kebahagiaan melalui Dhamma. Sepuluh tahun kemudian (tahun 1940) ia ditabhiskan menjadi bhikkhu oleh Ven. K. Ratanapala Mahathera dari Vihara Kotawila.
Pada tahun 1935-1938, beliau mendalami Dhamma di Vidyalankara Pirivena, Institut agama Buddha yang terkenal di Srilanka. Gurunya adalah Ven. Kotawila Deepannanda Nayaka Thera. Lalu ia mempelajari Sanskerta, Pali, dan filosofi Buddhis selama 7 tahun di Vidyaankara Pirivena di Peloyagoda, Kelaniya. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Benares di India. Beliau mempelajari Sanekerta, Hindu dan filosofi di India. Pada tahun 1949, beliau meraih gelar Master dalam bidang filosofi India. Tercatat salah seorang profesornya adalah Dr. S. Radhakrishnam, presiden pertama negara India.
Setelah menamatkan pendidikannya, beliau kembali ke Srilanka untuk mendirikan Insitut Buddhis Sudharma guna memenuhi kebutuhan pendidikan, sosial dan spiritual penduduk sekitarnya. Beliau lalu menerbitkan secara berkala jurnal Buddhis dalam bahasa Singhalese.
Pada tahun 1952, Ven K. Sri Pannasara Nayaka Thera, pemimpin Vidyalanakara Pirivena menerima sebuah surat dari perkumpulan Sasana Abhiwurdhi Wardhana, Malaysia. Yang menyebutkan bahwa dibutuhkan seorang Bhikkhu yang bisa menetap di Vihara Brickfileds Malaysia. Dari 400 Bhikkhu yang ada di Vidyalankara Pirivena, yang terpilih adalah Beliau.
Pada tanggal 02 Januari 1952, beliau mendarat di Penang dan menetap di Vihara Mahindarama Buddhist. Pemimpin vihara tersebut adalah Ven. K. Gunaratana Maha Nayaka Thera (seorang bhikkhu Singhalese yang sangat terkenal akan kepandaiannya dalam membabarkan Buddha Dharma). Setelah berdiam beberapa hari, beliau berangkat menuju Kuala Lumpur dan menetap di Vihara Brickfields Buddhist sampai sekarang (sekarang bernama Buddhist Maha Vihara).
Untuk lebih mendukung usaha pembabaran Dhamma, pada tahun 1961 beliau mengadakan diskusi dengan pemimpin-pemimin Buddhis awam tentang perlunya sebuah organisasi. Maka pada tahun 1962 berdirilah Buddhist Missionary Society (BMS) yang bertujuan untuk mengembangkan Dharma dan memberikan pelayanan kepada umat.
Beliau yakin bahwa salah satu cara yang paling efektif dalam mengembangkan ajaran Sang Buddha adalah menerbitkan buku, mengingat jumlah bhikkhu dan penceramah awam sangat terbatas. Selain mengajar di berbagai Universitas di Malaysia, Beliau juga diundang mengajar di universitas di luar negeri seperti Universitas Lancaster, Unviersitas Hull, Universitas Manchester, Universitas Oxford, Universitas Buddhis Dharma Realm dan Universitas Oriental Studies di USA.
Atas jasa- dan pengabdiannya yang luar biasa di bidang pendidikan, beliau dianugerahkan DOCTOR HONORIS CAUSA oleh Universias Buddhis Dharma Realm, Universitas Oriental Studies (1975), Universitas Nalada (1976) dan Universitas Benares Hindu (1980) dan Universitas Srilanka (1991).
Pada tanggal 07 Juni 1991, Beliau mendapat penghargaan dari Yang Maha Mulia Sri Paduka Baginda, Yang Dipertuan Agong IX Sultan Aslan Muhibuddhin Shah Ibni Almarhum Yussuf Izzudin Ghafarullahulahu Saha sebagai JOHAN SETIA MAHKOTA.
Hubungannya tidak hanya terbatas pada sekte Theravada saja. Beliau juga menjalin hubungan baik dengan sekte Mahayana dan Vajrayana. Beliau pernah diundang Ven. Grand Master Hsian Hua dari USA dan Ven Grand Master Hsing Yun dari Vihara Fo Kuang San, Taiwan untuk berdiskusi. Bahkan ketika utusan bhikkhu dan bhikkhuni dari Grand Master Hsian Hua berkunjung ke tempatnya, mereka diundang berceramah dharma. Yang Mulia Dalai Lama juga pernah berkunjung ke Viharanya pada tahun 1979. Beliau selalu berpendapat bahwa Sang Buddha hanya mengajar Dharma. Sang Buddha tidak mengajarkan Theravada, Mahayana dan Vajrayana.
Beliau mengabdikan hidupnya dengan mengajar Dharma tanpa bersikap membeda-bedakan sekte maupun ras. Beliau terkenal sebagai manusia besar dengan ciri-ciri penuh kasih sayang, tanggung-jawab, berbudaya, seorang penasehat, pendengar yang sabar, ahli dalam berceramah dan tekun dalam berusaha.
0 comments:
Post a Comment