Nama Bodhisattva Avalokitesvara adalah perkataan Bahasa Sansekerta yang artinya
Pribadi Maha Agung yang mahir dalam mengobservasi atau memandang sesuatu dengan cara yang mudah atau Pribadi Maha Agung yang mahir dalam memandang dan mendengarkan suara - suara dunia yang penghuninya mengalami penderitaan dan beliau siap untuk menolongnya.
Bodhisattva Avalokitesvara dapat mengubah dirinya dalam beratus macam bentuk menurut keperluannya. Pratima beliau yang umumnya kita temui di tempat - tempat ibadah dan banyak diperjualbelikan antara lain dalam bentuk sedang berdiri memegang botol yang berisi air kehidupan di tangan kiri dan setangkai dahan Yang Liu di tangan kanan. Ini mengandung arti Beliau selalu bersedia menolong manusia dan membebaskan dari penderitaan, penyakit dan kebimbangan dan sebagainya.
Sedangkan dalam posisi duduk bersila (bermeditasi) dengan sebutir bola ditangannya, mengandung makna Beliau terdapat di segala pelosok dunia atau beliau telah bebas dari kekangan dunia.
Banyak pula yang berbentuk sangat istimewa, yakni Bodhisattva Avalokitesvara dengan banyak tangan terdapat satu mata, yang bermakna kekuasaan dan pengaruh beliau sangat luas, dan dapat menjelma dalam ratusan bentuk, serta dapat melihat seluruh pelosok dunia. Ada pula yang dilukiskan bagai setan yang ganas dan bengis, matanya membelalak dan berbadan raksasa yang bermakna Beliau dapat melindungi umat dari gangguan setan atau mara-jahat.
Pada umumnya secara keseluruhan bentuk Avalokitesvara berwujud sebagai orang suci yang bertugas membimbing manusia menjauhkan diri dari perbuatan jahat agar melakukan kebajikan.
Menurut kitab suci agama Buddha Mahayana Dharani Sutra, beliau telah mencapai tingkat Ke-Buddhaannya pada zaman yang telah lampau, dalam banayk kalpa (periode jutaan tahun) yang tak terhitung banyaknya. Beliau dinamai Hyang Tathagata yang dari badannya memancar cahaya yang yang terang benderang dan telah memegang teguh Dharma yang benar.
Beliau memanifestasikan diri sebagai Bodhisattva untuk menolong, membantu Hyang BUddha Amitabha di Tanah Suci, untuk menyeberangkan makhluk - makhluk yang masih mengalami penderitaan agar tiba di Tanah Suci atau Surganya Hyang Buddha Amitabha (yang dinamai Tanah Suci Sukhavati, yang terletak di sebelah barat dari bumi atau alam semesta kita ini). Cinta Kasih dan Welas Asih adalah watak Bodhisattva Avalokitesvara, bersama-sama dengan kebijaksanaan besar yang telah beliau punyai.
Dalam kitab suci Agama Buddha Mahayana Sutra Hati Prajna ditulis sebagai berikut:
"Bodhisattva Avalokitesvara telah mempraktekkan secara mendalam Prajna Paramita dengan memandnag kelima Anggrezata (Kelima unsur dari diri manusia), yang bila orang telah dapat melihatnya sebagai suatu kekosongan, maka dengan cara demikian dirinya akan dapat terbebas dari semua kesukaran"
Essensi dari cinta kasih dan welas asih Beliau yang sangat besar, telah tertulis dalam kitab suci Agama BUddha Mahayana Sutra Bunga Dharma. Beliau akan segera menampakkan diri, akan hadir di depan siapa saja yang mengalami penderitaan, yang benar-benar mempercayai beliau untuk memohon pertolongannya dengan menyebut nama Bodhisattva yang sangat besar cinta kasih dan welas asihnya itu.
Beliau mampu dan siap sedia memanifestasikan diri dalam berbagai badan atau wujud, demi untuk menyeberangkan mereka ke Pantai Tanah Suci Buddha Amitabha. karena besarnya cinta kasih dan welas asih beliau, serta telah dimilikinya Kebijaksanaan Prajna, maka Beliau dianggap sebagai seorang Bodhisattva yang paling diharapkan pertolongannya di Dunia Saha.
Di berbagai negara, beliau secar populer dipuja dan dihormati. Gunung suci Pu Tu di Propinsi CheKiang, dikatakan sebagai Bodhimanda-Nya, dan menjadi pusat pemujaan kepada Bodhisattva Avalokitesvara.
0 comments:
Post a Comment