Pada umumnya motivasi yang muncul karena didasari kesadaran atau keinginan sendiri (dari dalam) akan lebih kuat dibandingkan motivasi yang dipaksakan orang lain, walaupun pada akhirnya motivasi tersebut bisa juga menjadi kuat setelah hasilnya dirasakan pelakunya. Lihat saja contoh Pangeran Siddharta, tidak ada orang lain yang mendorong Beliau untuk meninggalkan istananya yang mewah, isterinya yang cantik, dan anaknya yang baru lahir, demi mencari obat mujarab untuk mengakhiri penderitaan manusia.
Motivasi yang kuat ataupun lemah terlihat dari tingkah laku sehari-hari. Kebutuhan individu untuk berhasil merupakan salah satu bentuk stimulus/ rangsangan yang mendorong motivasi seseorang. � Stimulus adalah hal-hal yang menyebabkan bangkitnya atau timbulnya tanggapan-tanggapan atau tindakan-tindakan tertentu, sedangkan �Respons� adalah tindakan kita terhadap stimulus yang datang.
Berbagai faktor yang menentukan respon kita yaitu : kesadaran diri, imajinasi, hati nurani, dan kekuatan tekad. Agar lebih tepat dalam memilih respons tersebut kita harus menyadari perasaan, emosi, dan kondisi fisik kita, pengaruh dari luar, pengaruh respons kita terhadap kita sendiri maupun orang lain.
Berbagai hal yang dapat membantu dalam usaha meningkatkan kesadaran diri antara lain :
- Berbicara di depan cermin
- Merekam pembicaraan sendiri
- Meminta Umpan Balik
- Evalusai keyakinan, pandangan nilai dan perasaan
- Membuat catatan harian
Sumber �sumber referensi dapat berasal dari internal maupun eksternal. Yang paling besar pengaruhnya adalah referensi internal, yang lazim disebut sebagai pengalaman, karena memang merupakan hal yang dialami kita sendiri dari paradigma, dari pelajaran, dari visi dan misi pribadi kita. Oleh karena itu, referensi internal dapat diperkaya melalui banyak belajar, membaca, mengikuti pelatihan, pada saat bersamaan referensi eksternal jga diperkaya misalnya dengan pergaulan, atau menjadi anggota organisasi, semisal UKM Buddha, UKM Komputer dsb
Daya imajinasi dapat diolah dengan cara :
1. Melihat segala sesuatu dari segala sudut pandang, jangan hanya dari satu sudut saja
2. Mempertanyakan batasan-batasan yang ada, yang mungkin harus diterapkan
3. Hubungkan hal-hal yang mungkin tampaknya tidak berhubungan
4. Rileks dan tidak tegang (tense)
5. Jangan mengkritik ide-ide orang lain, sebaliknya seringlah bertukar ide dengan orang lain, karena saling bertukar ide dapat memperkaya semua pihak.
Hambatan ? Tentu, selalu ada saja hambatan atas usaha-usaha yang dilakukan. Kita bagaikan terjepit di bawah hambatan-hambatan tersebut. Untuk mengatasinya, tidak lain kita harus memperkuat faktor-faktor yang menjadi pendorong kita. Itulah kekuatan tekad, yang dapat dan harus diperbesar untuk melawan faktor-faktor penghambat.
Pada beberapa individu, terdapat kecenderungan untuk menghindar dari masalah yang timbul. Hal ini dikenal dengan istilah �Flight� atau melarikan diri dari masalah. Kebalikannya adalah �fight� atau menghadapi dan berusaha memecahkan masalah yang timbul, karena masalah adalah tantangan, yang jika dihadapi dengan benar dan tepat, dapat memperkuat kekuatan kita, dan sebaliknya, menghindari tantangan tanpa pernah berusaha sama sekali, akan memperlemah kita. Asalkan kita mau berusaha dan mencoba dengan tekad dan pikiran positif, tantangan seperti apapun beratnya, akan dihadapi dengan baik.
Kita baru mulai melangkah, diperlukan kegigihan luar biasa untuk mencapai keberhasilan, dan kita sendiri yang akan memetik buahnya kelak. Apa yang dilakukan jika semua usaha kita gagal ? Terimalah kenyataan dari kegagalan itu, dan berusahalah belajar dari kegagalan, jadikan kegagalan sebagai bahan evaluasi, intropeksi untuk meningkatkan diri di masa mendatang, sehingga kalaupun kita terjatuh, tidak akan menggelinding ke bawah, melainkan menggelinding ke atas. Penolakan kita atas kegagalan yang terjadi, tidak akan memperbaiki keadaan, melainkan memperlemah kita sendiri karena hati nurani tidak bisa dibohongi.
Suatu banyak contoh keberhasilan orang-orang besar yang memiliki motivasi luar biasa kuat walaupun pada awalnya mereka mengalami kegagalan, yang bukan hanya sekali dua kali, namun berkali-kali, bahkan ada yang sampai puluhan kali.
Marilah kita senantiasa memupuk motivasi yang kuat sesuai Dhamma untuk menjadi umat Buddha yang lebih baik, dan lebih baik lagi dalam hidup kita, sampai akhirnya mencapai kebahagiaan Nibbana.
Dikutip dari Majalah Permata Dhamma
0 comments:
Post a Comment