Chat Here

Welcome to peoplewillfindtheway.blogspot.com... Feel free to explore and enjoy!

Makna Damai Sejati

Pada zaman dahulu kala, ada seorang raja membuat sayembara. Raja menawarkan hadiah yang besar kepada seniman yang bisa membuat lukisan terbaik tentang "DAMAI Sejati". Banyak seniman mencoba. Raja melihat semua karya lukisan para seniman. Tetapi hanya ada dua lukisan yang benar-benar ia sukai, dan ia harus memilih satu di antara dua lukisan tersebut.
 
Salah satu lukisan adalah berupa lukisan danau yang tenang. Danau cermin yang sempurna bagi gunung-gunung yang menjulang damai sekelilingnya. Di atas nampak langit biru dengan awan putih lembut. Semua orang yang melihat gambar ini berpikir bahwa itu adalah lukisan yang sempurna tentang "DAMAI".
 
Lukisan yang satunya lagi, lukisan pegunungan juga. Tetapi yang ini tampak keras dan gersang. Di atas pegunungan langit tampak bergejolak, nampak hujan turun lebat sekali dengan halilintar yang menyambar-nyambar. Di sisi gunung tampak jatuh air terjun yang berbuih-buih. Sekilas kelihatannya tidak ada damai sama sekali di lukisan ini.
 
Tetapi ketika raja melihat dari dekat, ia melihat di balik air terjun terdapat semak -semak kecil yang tumbuh di celah batu. Di antara semak-semak, terdapatlah seekor induk burung telah membangun sarang. Di sana, di tengah-tengah aliran air terjun yang bergejolak, duduklah induk burung di sarang nya - dalam kedamaian yang sempurna.....
 
Lukisan mana yang menurut Anda memenangkan hadiah? Raja memilih gambar kedua. Apakah Anda tahu mengapa?
"Karena," jelas sang raja, "kedamaian tidak berarti berada di suatu tempat di mana tidak ada kebisingan, masalah, atau kerja keras. Tetapi DAMAI berarti berada di antara semua itu dan masih bisa tenang dalam hati dan jiwamu. Itu adalah makna DAMAI Sejati.

© 2o1o harjun ery™
http://genter.hip.lt/
http://korek35.mywibes.com/

9 Dewa Perang Jepang

Masih ingat binatang-binatang buas dalam serial Naruto yang mempunyai Chakra luar bisa? Ya, binatang-bintang tersebut diambil dari mitologi 9 dewa perang jepang yang terkenal. Dalam mitologi jepang 9 dewa perang tersebut digambarkan dalam bentuk binatang ghaib yang memiliki kekuatan maha dahsyat. Kekuatan diurutkan dari besarnya chakra. Chakra sendiri dapat diartikan sebagai stamina atau inner will. Yang terlemah ditandai dengan dengan ekor satu sedang yang terkuat ekor sembilan. Satu dewa dengan dewa yang lainnya tidak akur sehingga menimbulkan peperangan luar biasa. Akibat peperangan ini, rakyat sangat menderita. Peperangan ini dikenal dengan nama “The Ancient war of 9 Gods”. Di Jepang 9 dewa ini dinamakan Bijuu dan kabarnya roh-roh mereka disegel di 9 kuil di Jepang. Sampai sekarangpun legenda ini masih kental dengan budaya jepang. Berikut ini adalah daftar Bijuu yang mengikuti perang kuno.



Shukaku1. Shukaku
Shukaku adalah nama salah satu Bijuu yang berbentuk seekor rakun atau Tanuki dalam Bahasa Jepang. Dulunya Shukaku adalah seorang pendeta dari Nara yang berubah menjadi monster karena kekuatan Yamata no Orochi. Dia lalu berubah menjadi rakun raksasa. Kepribadiannya sangatlah konyol dan senang bermain-main, sama seperti rakun pada umumnya. Dia hidup dari jiwa orang-orang yang mati karena pasir dan angin. Tato ungu diseluruh tubuhnya menandakan julukannya sebagai dewa angin.

Gambaran Tanuki yang konyol masa kini telah dikembangkan sejak era Kamakura. Mereka digambarkan seperti anjing rakun besar dengan skrotum yang berukuran raksasa yang menggambarkan Tanuki dalam pandangan artistik yang deskriptif. Tanuki biasa digambarkan dengan testikel mereka yang menggantung di punggung atau dijadikan gendang. Tanuki biasa digambarkan juga dengan perut yang ekstra gendut. Perut mereka juga biasa digambarkan sebagai gendang yang ada di gambaran untuk konsumsi anak-anak di Jepang. Laporan lain mengatakan bahwa Tanuki ialah anggota masyarakat yang tidak berbahaya dan produktif. Beberapa kuil memiliki cerita tentang Tanuki yang bisa menyamar. Kisah yang populer salah satunya ialah Bunbuku Chagama yaitu seorang biksu yang ditipu Tanuki yang mengubah diri menjadi ketel teh. Ada pula yang mengatakan Tanuki sering menipu pemburu dengan menjadi ranting pohon dengan merentangkan tangannya dan menunggu pemburu menjauh dan menjatuhkan diri dari pohon. Terkadang Tanuki juga menipu para pedagang dengan menukarkan barang dengan dedaunan yang mereka sihir sehingga menyerupai uang. Ada juga yang mengatakan kalau daun adalah bagian dari ritual sihir mereka.

Dalam hidupnya Shukaku bertarung sebanyak lima kali, satu kemenangan atas Sokou, 3 kali kekalahan melawan Isonade, Nekomata dan Raijuu. Shukaku melarikan diri melawan Yamata no Orochi.



Nekomata2. Nekomata
Nekomata adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan. Ia berasal dari Hutan Kematian di utara Hokkaido dan konon pertama kali ditemukan di Hutan Iblis Hokkaido, ia berasal dari Hutan Kematian (berbeda dengan hutan iblis) di utara Hokkaido. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan dua sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati.

Legenda mengatakan, awalnya Nekomata hanyalah seekor kucing peliharaan yang sering disiksa pemiliknya. Setelah si kucing mencapai umur sepuluh tahun, secara perlahan buntutnya akan terbelah menjadi dua bagian, bersamaan dengan meningkatnya kekuatan nujum (shamanism) dan sihir (necromancy) si kucing. Beberapa orang yang mempercayai ini biasanya memotong ekor kucing mereka karena takut berubah menjadi monster.

Nekomata memiliki berbagai macam ilmu sihir dan nujum, tetapi yang paling umum digunakan ialah membangkitkan orang mati dengan kehendaknya. Nekomata dikatakan dapat menciptakan dan mengontrol kematian dengan menggerakan buntutnya atau dengan gerakan kaki depannya. Nekomata memakan orang yang dibencinya, apabila pemiliknya lebih kejam, maka si kucing akan menjadi lebih sadis. Nekomata tidak akan pernah melupakan siksaan oleh seseorang dan akan menyimpan dendam selamanya pada orang tersebut. Bila orang itu sudah mati, maka kerabatnya akan didatangi oleh Nekomata dan dihantui terus menerus. Cara menenangkannya ialah memberikan penghormatan, permohonan maaf dan makanan.

Beberapa cerita rakyat Jepang juga mengatakan bahwa Nekomata dapat merubah bentuk tubuhnya menjadi manusia; bagaimanapun, tidak seperti kebanyakan nekomusume, Nekomata betina cenderung terlihat sebagai wanita tua, memiliki kepribadian buruk, dan selalu menebarkan aroma menyeramkan disekitarnya, yang jika dihirup dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan penyakit dan wabah.

Peperangan Sembilan Dewa
Dalam cerita mitologi Jepang perang sembilan dewa, Nekomata, yang memiliki simbol elemen kegelapan, mencoba untuk mendominasi peperangan. Ia membentuk Aliansi dengan Hokou untuk menyerang Kyuubi, namun usahanya gagal dan nyaris saja tewas dalam pertempuran. Dalam kondisi kritis, ia diselamatkan oleh Dewa Kematian. Dalam perang ini, Nekomata tercatat bertarung dalam tiga pertarungan.



Isonade3. Isonade
Isonade adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk seperti hiu dengan tanduk di kepalanya serta memiliki tiga buah ekor dan tiga buah sirip, ia juga mampu mengendalikan air sesuai dengan keinginannya. Ia pertama kali ditemukan di perairan Yamagawa dan hidup di kedalaman perairan Jepang bagian barat. Setiap beberapa bulan dia akan keluar ke permukaan untuk menghirup udara. Ketika dia melakukan hal ini dia akan menimbulkan badai dan ombak di perairan sekitarnya, semua kapal didekatnya akan tenggelam dan kemudian dijadikan makanan oleh Isonade. Dia juga sering menyerang kapal-kapal yang berlayar di lautan bebas.

Isonade memiliki bawahan bernama samehada yang hidup di dalam perut Isonade dan membantu menambah chakranya hingga lima kali besar. Makanan samehada berasal dari sisa makanan yang dimakan Isonade.

Peperangan Sembilan Dewa
Dalam cerita mitologi jepang perang sembilan dewa, Isonade, yang memiliki simbol elemen air, mengalami empat pertarungan; dua kali menang (melawan Kaku dan Shukaku), satu kali kalah (melawan Nekomata), dan satu kali melarikan diri (saat melawan Yamata No Orochi). Setelah pertarungan, seorang nelayan sekaligus seorang pejuang yang berani dari Yokohama, Takuma Muramasa, mendekati Isonade kemudian menyegel samehada ke dalam alat sihir guci hiu untuk disegel di dalam kuil air. Akibatnya, Isonade tidak dapat menggunakan chakra masif sehingga tidak membahayakan manusia.



Sokou4. Sokou
Sokou si ekor empat adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk siput-setengah-ular yang konon tinggal di gunung Fuji, Jepang. Sokou memiliki empat buah ekor dan menyebarkan gas beracun disekitar tubuhnya. Awalnya, Sokou adalah ayam jantan dan ular yang menjalin kasih. Namun akibat pengaruh udara dan racun di pegunungan, kedua hewan itu menyatu dan menjadi besar. Karena berbahaya, seorang ahli ilmu iblis bernama Yamazaki Ishiro menyegel Sokou ke dalam alat dewa Kandang Bulan Berjaring di dasar gunung Fuji, Jepang. Hingga saat ini, beberapa orang masih beranggapan bahwa letusan di gunung Fuji disebabkan oleh dengkuran Sokou ketika sedang tidur.

Peperangan Sembilan Dewa
Sokou bertarung 4 kali, 3 kekalahan oleh Shukaku, Kaku dan Hokou. Sokou melarikan diri ketika berhadapan dengan Raijuu. Sokou memiliki kekuatan fisik terlemah diantara Bijuu. Tingkat chakra / stamina miliknya peringkat ke-6.



Hokou5. Hokou
Hokou adalah Bijuu yang berupa seperti anjing berekor lima. Setiap ekor makhluk ini merepresentasikan setiap-tiap kekuatan elemental: Api, Angin, Air, Tanah, dan Petir. Itu bisa mengakibatkan kerusakan dahsyat bila digunakan. Kemampuannya ialah menggunakan semua elemen maupun mengkombinasikannya. Setiap elemennya juga bisa menyebabkan bencana tergantung jenisnya. Hokou bermaksud menghancurkan alam untuk mendapatkan kembali lima elemen ini. Dia mengalami cedera berat ketika menantang Kyuubi berdua dengan Nekomata. Cukup aneh, dia adalah Dewa Ilusi. Hokou hidup di pohon besar yang sudah berumur panjang.

Peperangan Sembilan Dewa
Hokou bertarung 4 kali, 3 kali kemenangan di dapat dari Sokou, Raijuu, dan Nekomata yang nanti akan menjadi sekutunya. Hokou mengalami kekalahan melawan Kyuubi, biarpun dia sudah dibantu oleh Nekomata, tetapi Kyuubi masih terlalu kuat baginya. Kekuatan fisik Hokou ada di peringkat ke 3 dan kekuatan chakra / stamina miliknya ada di peringkat ke-5.



Raijuu6. Raijuu
Raijuu adalah Bijuu yang yang berbentuk seperti berang-berang, mempunyai 4 kaki dan kuku yang amat tajam. Bila meraung seperti guntur. Aslinya, dia adalah Dewa Petir, tetapi karena pengaruh kekuatan Yamata no Orochi dia berubah menjadi monster. Raijuu bisa mengeluarkan listrik dalam jumlah besar untuk keperluan pertarungan. Bulunya berwarna emas dan ujungnya berdiri. Memiliki enam ekor yang bentuknya seperti petir, seperti dewa petir kuno.

Raijuu juga digambarkan sebagai rekan Raiden, dewa guntur dari agama Shinto. Biasanya, Raijuu tenang dan tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi buas dan agresif ketika terjadi badai petir dan mengenai apa saja di sekitarnya, batu, pohon bahkan bangunan (orang dulu bilang bahwa pohon yang tersambar petir terkena cakaran Raijuu).

Ada juga yang mengatakan Raijuu tidur di perut manusia. Ini membuat Raiden menembakkan panah ke perut orang – orang yang tidur untuk membangunkannya, yang bisa membuat orang kesakitan. Raijuu dulu tidur di perut orang – orang bila cuaca sedang buruk. Ada pula yang mengatakan bahwa Raijuu hanya tidur di perut orang yang sedang tidur di luar rumah.

Peperangan Sembilan Dewa
Raijuu bertarung 5 kali. Dia menang atas Shukaku dan Sokou, dan kalah oleh Hokou, Yamata no Orochi dan Kyuubi. Dia disegel oleh ninja bernama Sarutobi dengan menggunakan teknik Kinjutsu. Raikiri yang memotong petirnya dan mengembalikkannya ke Raijuu dan membuatnya terluka. Lalu Sarutobi menggunakan alat kekuatan “Penjara Petir Tersembunyi” dan menyegelnya di Kuil Petir.



Kaku7. Kaku
Kaku bisa juga dibaca sebagai “mujina” adalah Bijuu berbentuk tupai. Kanjinya juga bisa dibaca sebagai Mujina, yaitu nama subspesies dari tupai (Meles Meles Anaguma) yang ada di beberapa tempat di Jepang. Dia berasal dari altar pengorbanan di pinggiran Nagoya. Kaku mempunyai tujuh ekor dan yang terkecil diantara para Bijuu, walaupun begitu dia adalah Bijuu terlicik dan paling “penyusup” dari sembilan Bijuu lainnya. Kaku memburu mangsanya dari dalam tanah sepanjang waktu. Dia membunuh dengan melongsorkan / menghancurkan bagian tanah dibawah mangsanya, membuatnya jatuh tepat di mulutnya yang sudah terbuka lebar. Di atas tanah, dia bisa berubah menjadi apa saja, asalkan dia mempunyai tanah liat. Tubuhnya berwarna biru.

Peperangan Sembilan Dewa
Dalam perang ini, Kaku bertarung 4 kali, dia menang atas Sokou, dan 3 kali melarikan diri dari Nekomata, Isonade, dan Yamata no Orochi. Walaupun tidak pernah kalah, tetapi dia melarikan diri 3 kali dari 4 kali pertarungannya. Walaupun tingkat chakra / stamina miliknya peringkat ke-3 (diatas Isonade dan Nekomata), tetapi dia lebih mementingkan kabur daripada bertarung. Mungkin disebabkan oleh kekuatan fisiknya yang rendah (peringkat ke-7). Tempat penyimpanan tanah liat miliknya ternyata telah diketahui oleh para pejuang dan dibakar. Kaku lalu tidak bisa berubah bentuk dan dikalahkan oleh pejuang pemberani Ikkyo Soujin, yang menyegel Kaku dengan alat kekuatan Sisa Altar Bumi ke segel dalam kuil bumi.



Yamata no Orochi8. Yamata no Orochi
Yamata no orochi sangat terkenal di jepang. Bahkan musisi kondang jepang KITARO menggubahnya dalam alunan lagu berjudul Orochi atau “The Dragon Way”. Yamata no Orochi adalah Bijuu berbentuk ular. Dia memiliki mata berwarna merah darah, delapan ekor dan kepala (juga digambarkan dililit oleh akar belukar dan semak) dan memiliki kekuatan dari dunia iblis, simbol kejahatan. Setiap kepala Orochi melambangkan simbol: jiwa, hantu, kejahatan, iblis, dunia setelah kematian, dan kematian. Kekuatan sebenarnya dari Orochi seharusnya tidak terlalu besar, bahkan cenderung lemah. Seorang anggota klan Kusanagi, ketika menyerangnya melakukan kecerobohan, menggunakan pedang legendaris Kusanagi no Tsurugi. Karena itu, sebagai konsekuensinya, Yamata no Orochi mengambil alih pedang itu dan menyerap kekuatan yang ada didalamnya dan menjadi mahluk yang amat kuat, dan akhirnya menyimpan semuanya didalam tubuhnya. Dengan kekuatan barunya, Orochi mengeluarkan kekuatan kegelapan yang amat besar sehingga membangunkan bijuu yang lain, dan menjadi arogan. Orochi mengalahkan banyak bijuu tetapi dia dikalahkan oleh Kyuubi. Alasannya sederhana, kekuatan Kyuubi tidak terbatas, membuat sebuah lubang pada Kusanagi yang bahkan Enma dan Sarutobi tidak bisa menggoresnya sedikitpun. Dalam legenda, dia menyamai Kyuubi dalam hal kekuatan, tetapi dia mempunyai batasan.

Panjang tubuhnya melebihi besar 8 gunung, dia adalah bijuu yang terbesar. Aslinya, dia lebih lemah dari Hokou dan Nekomata. Tetapi, itu 1000 tahun sebelum pejuang pemberani mencoba mengalahkannya dengan Kusanagi no Tsurugi. Dalam prosesnya pedang itu terserap oleh Orochi, lalu memperbesar kekuatannya secara masif. Setelah itu dia bebas menggunakan kekuatan pedang itu dari perutnya. Dia berasal dari medan perang kuno di Osaka. Kabarnya yamata no orochi disegel dalam tubuh orochimaru. Ia sebenarnya sudah hampir diambil oleh akatsuki, tetapi karena kekuatannya akatsuki gagal mengambilnya dan orochimaru pun keluar dari organisasi itu.

Peperangan Sembilan Dewa
Orochi bertarung 5 kali, menang atas Shukaku, Isonade, Kaku, Raijuu, dan kalah mengenaskan atas Kyuubi. Kemampuannya bisa memanggil roh-roh jahat dari dunia lain dan kekuatan dari Kusanagi. Kemampuan chakra / stamina dan fisiknya satu tingkat dibawah Kyuubi. Karena itulah yamata no orochi dianggap setan / iblis terkuat setelah kyuubi.



Kyuubi9. Kyuubi
Kyuubi merupakan Bijuu dengan bentuk rubah berekor sembilan dan merupakan yang terkuat diantara para Bijuu. Alasan kenapa dia sangat kuat amat sederhana, dia mempunyai chakra yang tidak terbatas, membuatnya pantas menyandang nama “Raja para Bijuu”. Kekuatannya berasal dari segel api miliknya. Setelah bertarung selama 100 tahun dengan Yamata no Orochi, segel itu menjadi kelelahan; tetapi Kyuubi masih bisa bertahan dan berdiri. Dia juga licik dan cerdas. Cara berbicaranya sangat sadistis dan sarkastik. Begitu pula kelakuannya.
Kyuubi no Yokou adalah Bijuu terkuat dalam Mitologi Jepang. Tubuhnya ditutupi bulu berwarna merah; Kyuubi melambangkan elemen api. Kemampuannya amat luar biasa. Karena belum pernah dikalahkan sekalipun oleh Youkai, kekuatan sebenarnya tidak bisa diukur. Ekornya mengeluarkan pusaran angin dengan cara diputar dengan cepat, satu hentakan ekor saja dapat menimbulkan gempa bumi dan tsunami, dan Kyuubi mampu merobek musuhnya dengan cakar raksasa miliknya. Bulu-bulunya bisa mengeluarkan bola api seperti meteor yang tak pernah habis, cukup untuk menghancurkan sebuah desa dengan cepat. Dalam peperangan 9 dewa, Hokou mengalami cedera parah, dan Nekomata hampir mati; bila tidak ditolong Dewa Kematian karena berani menantang Kyuubi. Yamata no Orochi bergantung pada Kusanagi no Tsurugi, pedang klan Kusanagi untuk mengalahkan Kyuubi, tetapi bisa dikalahkan dan mata pedang dari pedang tersebut menjadi retak. Padahal Sarutobi sasuke, si ninja legendaris dan Enma si raja monyet tidak bisa menimbulkan goresan sedikitpun pada Kusanagi. Ini menggambarkan kekuatan Kyuubi yang luar biasa.
 
Peperangan Sembilan Dewa
Di suatu tempat, Kyuubi terus menerus membunuh orang-orang yang ada di jalannya untuk mencari siapa yang membangunkannya. Yamata no Orochi tidak memberitahu siapa yang telah membangunkannya, walaupun ternyata Yamata no Orochi sendiri yang telah membangunkannya. Kyuubi hanya bertarung 4 kali dan semuanya dimenangkannya, yaitu melawan Nekomata, Hokou, Raijuu, dan Yamata no Orochi.
Secara berurutan dari Shukaku ke Yamata no Orochi, mereka juga punya nama lain yang berdasarkan angka dari jumlah ekor mereka.
  • Shukaku : Ichibi
  • Nekomata: Nibi
  • Isonade: Sanbi
  • Sokou: Yonbi
  • Hokou: Gobi
  • Raijuu: Rokubi
  • Kaku: Sichibi
  • Yamata no Orochi: Hachibi
  • Kyuubi: Yoko
ikikatta.blogspot.com

Renungan Seorang Buddhis

BUDDHA TIDAK  PERNAH MENJANJIKAN HAL-HAL INDAH PADAKU……

ADA APA DENGAN BUDDHA SESUNGGUHNYA ???

(Sebuah renungan yang Wajib dibaca…..

khususnya umat Buddha !!!)


Buddha tidak pernah menjanjikan hal-hal indah kepadaku

Dia tidak pernah menjanjikan aku pasti akan ke surga atau nirvana bila percaya kepadaNya.

Buddha juga tidak pernah berkata” kalau tidak percaya Dia pasti masuk neraka.

Dia juga tidak memberikan sebuah dongeng yg mengerikan ataupun yg menyenangkan supaya aku percaya dan takut terhadapNYa.

atau Buddha begitu lugu kah ? di semua agama berkata. akulah yg menciptakan langit dan bumi ini.

kenapa Dia tidak pernah mengatakan “, Akulah yg menciptakan langit dan bumi ini”, oh..putra yg berbudi.

Dia juga tidak pernah menjanjikan hal-hal yg indah untuk ke depan, bahkan Dia juga tdk bisa mensucikan org lain

bahkan untuk mensucikan diri sendiri pun mengandalkan kita sendiri,

tapi kenapa aku masih mau mengikuti ajaranya ?

karena Dia, aku tahu kenapa aku menderita.

karena Dia, aku tahu kenapa aku cacat.

karena Dia, aku tahu kenapa aku bermuka buruk

karena Dia, aku tahu kenapa aku pendek umur dan berpenyakit

karena Dia, aku mengerti hukum karma dan tidak menyalahkan siapa pun atas penderitaanku serta bijaksana dan berusaha utk mengerti 4 kesunyataan mulia.


oleh Buddhalah aku diajarkan cinta kasih terhadap semua makhluk hidup apapun juga, yg tidak pernah aku temukan dalam ajaran yg lain yg hanya bisa mengasihi sesama manusia.


aku datang tanpa paksaan, bukan keindahan ataupun kengerihan

ceritamu hingga aku percaya, tapi aku percaya karena Engkau yg menyuruh aku utk buktikan kebenaran itu. bukan hanya sekedar mendengar dan membaca.


begitu banyak beban yg harus dipikul

untuk menjalani suatu kehidupan ini

terkadang…. tersenyum dalam tangisan untuk menjalani suatu karma

dimasa lalu tidak mengenal dharma sama sekali

tidak tahu mana yg blh diperbuat dan tidak

menyebabkan kelahiran ini yg begitu sengsara…

hidup dalam dunia ini… memandang segalanya tdk berarti

yg ada dalam dalam pikiran hanyalah kematian…

sanggupkan manusia menahan balasan karma itu ?

kemana harus sembunyi untuk menghindar dari beban penderitaan..?

atau dimanakah aku bisa menemukan seorg Buddha dalam hidup ini ?

jika suatu saat berhasil dlm menjalani roda samsara ini sampai

akhir hidup

surga dipersembahan sampai jutaan kalpa pun saya tidak mau

yg diinginkan hanyalah bebas dari kelahiran

tidak ada kelahiran maka tidak ada penderitaan dan kematian

(SE FUNG)

(sumber:http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-50337.html)

Tidak melakukan segala bentuk kejahatan,
senantiasa mengembangkan kebajikan
dan membersihkan batin;
inilah Ajaran Para Buddha.”

(Dhammapada : 183)

Makhluk hidup
apapun juga,
Yang lemah atau
kuat, tanpa kecuali,
Yang panjang atau
besar,
Yang sedang,
pendek, kecil atau
gemuk.
Yang tampak atau
tak tampak
Yang jauh ataupun
dekat
Yang terlahir atau
yang akan lahir
Semoga semua
makhluk berbahagia.

SADHU…..SADHU…SADHU

BUDDHISM WILL NEVER DIE !!!

 

http://rochajiono.wordpress.com/2010/05/09/renungan-seorang-buddhist/

Kumpulan Foto Lucu yang Terpotret Tepat Waktu

Terkadang,ketika kita memotret sesuatu / seseorang,ada beberapa foto yang tidak sengaja terpotret tetapi memiliki kesan yang lucu.Hal tersebut terjadi pada semua orang,dan beberapa diantaranya mengupload foto mereka di internet guna memberikan tawa kepada kita semua.Nah..Kumpulan Foto Lucu yang Terpotret Tepat Waktu ini saya sajikan untuk anda yang ingin tertawa ngakak.Lepaskan stress dengan melihat sejenak foto2 berikut..











































































Posting Terkait:

Mengatasi Luapan Kemarahan

Tips Mengatasi Luapan Kemarahan
Meluapkan kemarahan yang ada di dalam tubuh mungkin membuat seseorang terlihat lebih kuat pada awalnya, tapi dalam jangka panjang kondisi ini bisa menimbulkan efek negatif baik bagi diri sendiri atau orang lain.
Ketika sedang marah, bagian otak amigdala (pusat emosional di dalam otak) akan merangsang adrenalin yang membuat jantung memompa darah lebih cepat, sulit bernapas, pupil membesar dan tubuh berkeringat.
Orang bisa marah karena akumulasi dari ketegangan atau stres yang memucak. Kemarahan bisa muncul akibat adanya masalah di tempat kerja, sekolah, stres, kemacetan lalu lintas, kekhawatiran akan masalah finansial serta konflik dalam suatu hubungan.

Marah mungkin baik buat diri karena bisa melepaskan stres, tapi tidak baik buat orang lain dan lingkungan yang akan merasakan ketegangan.
Ada beberapa strategi atau cara sehat yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa marah agar cepat menguap, yaitu:
1. Saat marah cobalah untuk diam sejenak dan hitung secara perlahan sampai 10

Ketika sedang marah terjadi lonjakan adrenalin, karena itu penting untuk melatih diri sendiri dalam mengatasi lonjakan ini.
Ambilah napas panjang beberapa kali secara perlahan sambil menghitung sampai 10 (atau 50 jika memang perlu). Dalam kondisi tenang ini cobalah pikirkan kembali apa yang harus dikatakan atau dilakukan agar tidak menyesal nantinya.


2. Ambilah waktu untuk menenangkan diri

Cobalah mengambil waktu untuk membuat neurotransmitter di otak menjadi lebih tenang serta menurunkan tingkat stres yang ada. Kurangi stimulasi eksternal dari lingkungan sekitar, misalnya dengan meredupkan lampu, mendengarkan musik yang tenang atau melakuakn yoga untuk mengusir kemarahan dari dalam tubuh.

3. Jangan melampiaskan kemarahan secara terburu-buru

Pastikan seseorang sudah memiliki waktu yang cukup untuk mengetahui apa yang telah membuatnya menjadi marah. Usahakan untuk tidak melampiaskan kemarahan secara terburu-buru, karena hal ini tidak akan menyelesaikan masalah tapi justru bisa meningkatkan ketegangan di otak.

4. Jangan berusaha mengatasi kemarahan ketika tubuh sedang lelah atau sebelum tidur  

Mencoba mengatasi kemarahan di malam hari bisa mengganggu waktu tidur dan menyebabkan insomnia, untuk itu lupakan kemarahan yang ada ketika malam hari terutama menjelang waktu tidur sehingga seseorang tetap bisa mendapatkan waktu untuk istirahat. Lakukanlah beberapa hal yang bisa membuat tubuh lebih tenang dan rileks sebelum tidur.

5. Melakukan olahraga ringan

Olahraga atau latihan fisik ringan seperti berjalan, jogging, berenang atau bersepeda adalah cara alami untuk mengurangi stres dan kemarahan. Hal ini karena saat berolahraga tubuh akan melepaskan zat kimia di dalam otak yang membantu seseorang untuk santai atau rileks, serta memberikan waktu untuk berpikir sehingga seseorang memiliki lebih banyak energi.

6. Gunakan Teknik Kesadaran

Teknik kesadaran adalah teknik yang digunakan oleh orang-orang bijaksana yang menjadikan mereka tidak akan marah kepada siapapun dalam kondisi apapun.Teknik kesadaran ini harus dilatih dengan meditasi (meditasi vipassana khususnya,untuk lebih lanjut silahkan googling).Dengan menyadari segala momen yang terjadi ketika kemarahan muncul,maka kita bisa melenyapkannya dengan melihat hakikat dari kemarahan,yaitu "Negatif/Tidak Berguna".
[Berbagai sumber]

Renungan Buddhis: Ini Bukan Aku,Milikku, dan Diriku

Renungan Buddhis: Ini Bukan Aku,Milikku, dan Diriku
[Agama Buddha] Banyak sekali orang masih beranggapan bahwa “Diri” ini sebagai aku, atau milikku, maka ketika apa yang disebut aku atau milikku mengalami perubahan - yang timbul kemudian adalah ketidakpuasan / penderitaan.
Sang Buddha selalu mengingatkan dan mengajarkan kepada kita bahwa dengan melepas persepsi tentang keakuan , maka kita akan bebas dari kemelekatan, bebas dari derita, bebas dari kesedihan dan akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan untuk jangka panjang .

Sebagai contoh: ketika ada keluarga kita sendiri yang sakit, kenapa kita bersedih ?, tetapi kalau ada tetangga kita yang sakit , mengapa kita tidak bersedih?.


Ini disebabkan karena masih adanya kemelekatan terhadap keakuan bahwa ‘itu adalah keluargaku’. Kata ”ku” inilah yang menjadikan kita menderita.

Di dalam suatu kesempatan, Sang Buddha pernah memberikan penjelasan tentang ‘karakteristik Bukan-Diri’ kepada Kelompok Lima Bhikkhu .... (SN 22.59. ANATTA-LAKKHANA SUTTA).

Pada intinya, Sang Buddha memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka ‘Apakah jasmani, Perasaan (sensasi), Persepsi, Bentukan (batin) dan Kesadaran adalah sesuatu yang kekal atau tidak kekal?’

Dan semua pertanyaan Sang Buddha dijawab oleh para bhikkhu dengan mengatakan bahwa semuanya itu tidaklah kekal adanya !

Kemudian Sang Buddha melanjutkan pertanyaan-pertanyanNya demikian...

"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan (memuaskan) atau penderitaan (tidak memuaskan) ?"

"Penderitaan (tidak memuaskan), Bhante."

"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, tunduk pada hukum perubahan sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"

"Tidak, Bhante."

"Karena itu, para bhikkhu, apapun Jasmani...Perasaan...Persepsi...Bentukan dan Kesadaran...di masa lampau, masa depan, atau masa sekarang; di dalam atau di luar; kasar atau halus; rendah atau luhur; jauh atau dekat; ...... dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.”

Nah...lebih lanjut saya mengajak para Umat se-Dhamma untuk menyimak Nasihat dan Ajaran Sang Buddha tentang “Bukan Milikmu” ini dari Petikan ALAGADDUPAMA SUTTA yang terdapat pada Majjhima Nikaya: 22, tersebut dibawah ini :
...
"Dengan demikian, para bhikkhu, apa pun yang bukan milikmu, lepaskanlah;
Melepaskannya, akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian.

Apakah yang bukan milikmu?

JASMANI bukan milikmu, lepaskanlah;
Melepaskannya, akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian.

PERASAAN bukan milikmu, lepaskanlah;
Melepaskannya, akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian.

PERSEPSI bukan milikmu, lepaskanlah;
Melepaskannya, akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian.

BENTUK-BENTUK PIKIRAN bukan milikmu, lepaskanlah;
Melepaskannya, akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian.


KESADARAN bukan milikmu, lepaskanlah;
Melepaskannya, akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian.

"Para bhikkhu, bagaimana menurut kalian?
Jika orang-orang mengambil rerumputan, ranting-ranting, dahan-dahan, dan dedaunan dalam Hutan Jeta ini, atau membakarnya, atau melakukan apa yang mereka sukai terhadapnya, akankah kalian berpikir:

'Orang-orang mengambil kami atau membakar kami atau melakukan apa yang mereka sukai terhadap kami'?"

"Tidak, bhante."

"Mengapa begitu?"

"Oleh karena benda-benda itu bukanlah diri kami maupun milik kami."

"Begitu pula, para bhikkhu, apa pun yang bukan milikmu, lepaskanlah;
Melepaskannya, itu akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian.

JASMANI bukan milikmu...
PERASAAN bukan milikmu...
PERSEPSI bukan milikmu...
BENTUK-BENTUK PIKIRAN bukan milikmu...
KESADARAN bukan milikmu,

"LEPASKANLAH; Melepaskannya akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang bagi kalian."

(Petikan dari Majjhima Nikaya: 22 - ALAGADDUPAMA SUTTA)

Semoga Petikan Sutta-Sutta ini dapat memberikan manfaat.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.Src: [Tanhadi
 
Sumber: http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2011/04/renungan-buddhis-ini-bukan-akumilikku.html

The Power Of Love


Ada kekuatan di dalam KASIH,
Dan orang yang mengasihi adalah orang yang kuat
Karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri

Ada kekuatan di dalam SUKACITA,
Dan orang yang memiliki sukacita adalah orang yang kuat
Karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan

Ada kekuatan di dalam DAMAI SEJAHTERA,
Dan orang yang penuh damai sejahtera adalah orang yang kuat
Karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan

Ada kekuatan di dalam KESABARAN,
Dan orang yang sabar adalah orang yang kuat
Karena ia sanggup menanggung segala sesuatu
Dan ia tidak pernah merasa disakiti 

Ada kekuatan di dalam KEMURAHAN,
Dan orang yang murah hati adalah orang yang kuat
Karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya

Ada kekuatan di dalam KEBAIKAN,
Dan orang yang baik adalah orang yang kuat
Karena ia selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang

Ada kekuatan di dalam KELEMAHLEMBUTAN,
Dan orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat
Karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam

Ada kekuatan di dalam PENGUASAAN DIRI,
Dan orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat
Karena ia bisa mengendalikan hawa nafsunya

Persahabatan adalah sesuatu yang agung.
Sahabat adalah teman di segala cuaca, asyik diajak hura-hura, toh sabar mendengar keluh kesah.
Tapi itulah makna sebuah persahabatan
Seorang sahabat akan mengisi kekurangan dan bukan keisengan.
Dan dalan kemanisan persahabatn biarlah ada tawa riang kegirangan berbagi duka dan kesenangan.

Intropeksi Diri

Penyaji: Khemanando Bhikkhu

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Tak terasa tahun demi tahun, hari demi hari dan bulan demi bulan terus berganti , semua itu telah kita lewati bersama. Banyak kenangan yang telah kita lakukan bersama, yang mungkin tak dapat kita lupakan. Tahun, Hari dan bulan yang selalu berganti merupakan suatu momen yang telah ditunggu banyak orang, karena hari yang baru bisa merubah suasana yang baru didalam kehidupan kita. Misalnya; tahun baru, hari ulang tahun, bulan kemenangan, yang kadang-kadang kita ingin merayakan dengan meriah, pesta-pesta dengan teman-teman agar dicap sebagai orang modern, atau biar dianggap sebagai orang yang tidak ketinggalan jaman atau kampungan. Bahkan ada yang punya persepsi pada tahun, hari, bulan-bulan tertentu semuanya harus baru, mulai dari pakaian, makanan hingga pacar dan yang lebih parah lagi istri juga tidak mau ketinggalan. Sesungguhnya kita disaat-saat itu perlu merenungkan kegiatan-kegiatan, yang telah kita kerjakan selama ini. Apakah sudah sesuai Dhamma atau belum?
Segala sesuatu akan segera berubah
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa segala sesuatu akan mengalami perubahan atau mengalami ketidakkekalan, demikian pula diri kita juga tidak bisa terlepas dari perubahan. Misalnya; yang sering terjadi, dulunya mungkin kita baik terhadap seseorang, selalu welcome terhadap mereka, tapi pada akhirnya tidak menutup kemungkinan diri kita bisa menjadi benci, tidak suka, jengkel, bahkan ingin mengusir mereka dari dalam dari kehidupan kita. Delapan kondisi dunia memang selalu mempengaruhi dan itu semua tidak bisa kita hindari dari dalam kehidupan kita, suka dan tidak suka, bahagai dan menderita, selalu mempengaruhi kehidupan kita semua. Perubahan demi perubahan ini disebabkan kamma-kamma kita yang pernah kita perbuat, yang telah memulai berbuah, kitalah yang bertanggungjawab atas semua itu. Jangankan kita, kondisi disekitar kita aja bisa berubah setiap saat. Misalnya; lampu, yang dulunya pakai lampu minyak tapi sekarang kita pakai listrik, dan tadinya kita pakai mesin ketik sekarang kita pakai computer bahkan sudah pakai jaringan untuk bisa berkomunkasi melalui internet. Ini merupakan bukti bahwa segala sesuatu mengalami perubahan. Janganlah kita selalu membiarkan diri kita terjebak didalam keegoisan kita sendiri, dan janganlah kita selalu memanjakan diri kita secara berlebihan, yang hanya mengakui kebaikan atas diri kita sendiri tetapi tidak pernah mengakui kesalahan atas diri kita, dan bahkan yang lebih ironis lagi, kita hanya menyalahkan orang lain atas kegagalan atau kesalahan diri kita. Batin dan moral kita juga memerlukan perubahan, perkembangan dan perlu ditumbuhkembangkan setiap saatnya. Badan kita akan hancur tetapi batin kita, sebelum mencapai kebebasan atau merealisasi kebahagiaan, akan melanjutkan proses kealam-alam berikutnya lagi sesuai dengan perbuatan kita sendiri. Selalu berbuat jahat akan mengalami penderitaan, selalu berbuat baik akan merasakan kebahagiaan. Jika kita hanya egois akan badan jasmani ini saja, yang tidak mau disalahkan tapi mau yang benar saja, bagaimana kita akan mendapatkan kebahagiaan didalam kehidupan saat ini dan berikutnya. Semua orang mengharapakan kebahagiaan, termasuk penyaji sendiri, tetapi kebahagiaan yang kita cari pastilah ada perbedaan. Ada yang berbahagia atas penderitaan orang lain, ada pula yang bahagia ketika mereka menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain karena mereka menganggap bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang paling benar dan sesuai dengan ajaran Buddha. Tetapi ternyata Buddha tidak pernah dan tidak akan pernah mengajarkan umatnya untuk mencari kesalahan orang lain atas kegagalan-kegagalan mereka sendiri. Sangat ironis sekali, jika kita hanya selalu mengutamakan sikap yang tidak terpuji tersebut, sekalipun kita setiap saat kita selalu hadir ditempat ibadah atau tempat-tempat yang disucikan, tetapi kita belum bisa mengintropeksi diri kita dengan kesadaran , maka kita akan terus diperbudak oleh kebodohan – kebodohan kita sendiri. Disinilah kadang kita bisa tertipu oleh mata jasmani, yang selalu memandang segala sesuatunya dari sisi negatif saja, bukan dari sudut pandang yang positif. Alangkah baiknya kita merenungkan perbuatan-perbuatan kita sendiri daripada merenungkan perbuatan orang lain, karena perbuatan kita masih banyak kekurangannya tetapi dengan melihat dan memahami kenyataan saat ini kita akan mengaplikasikan perbuatan-perbuatan yang bisa memberikan kontibusi yang baik serta bermanfaat, dan yang bisa membawa kita keperealisasian Dhamma.
Pentingnya disiplin moral
Seorang yang kehilangan nafas (alias meninggal dunia), kehilangan materi adalah sesuatu yang menakutkan, tetapi seorang yang kehilangan moral itu sangat menakutkan sekali, ini adalah Dhamma. Tetapi sangat berbeda dengan kondisi sekarang, karena orang yang kehilangan moral sampai 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun bahkan lebih mereka tidak pernah takut, tetapi seorang yang kehilangan Hp (Mobilephone) 1 menit saja, mereka sudah merasa sangat ketakutan sekali. Mereka menganggap Hp atau materi yang lain adalah sesuatu yang sangat berharga ketimbang moralitas yang hilang. Kita, yang kehilangan moralitas, adalah orang-orang yang telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga sekali didalam hidup kita, sudah barang tentu bagi mereka yang ingin menjadi orang baik. Oleh karena itu, sangatlah penting kita selalu menjaga kedisiplinan moral, agar bisa tetap eksis didalam kehidupan kita. Dengan menjaga moralitas, maka kita akan tetap bisa bergaul dengan semua golongan. Karena adanya kedisiplinan moral yang tinggi, sesuatu yang kita kerjakan dalam seharian, akan sesuai dengan Dhamma, dengan demikian segala sesuatu yang kita lakukan akan penuh perhatian. Berikanlah batin kita makanan yang bermanfaat dan berguna serta bisa menjadi teladan bagi diri sendiri dan orang lain. Dhamma harus kita gali sebanyak-banyak agar kita bisa menjadi orang yang benar , orang yang menjadi teladan bagi masyarakat, yang bisa memberikan kontribusi dengan baik. So, sudah saatnya kita mempraktekkan Dhamma, menjadikan Dhamma sebagai pegangan hidup, sehingga kita akan mendapatkan sesuatu yang berharga didalam kehidupan kita, dan makluk lain juga akan turut berbahagia. Kadang-kadang kita ingin berubah tetapi sering muncul berbagai kendala misalnya; kemalasan, keragu-raguan dan lain sebagainya. Memang dalam realitanya kendala itu merupakan suatu rintangan yang perlu kita sadari dan perlu kita atasi bukan harus lari darinya. Rasa malas adalah salah satu benturan yang sangat kuat didalam keseharian kita. Sebetulnya, menghilangkan rasa malas bukanlah sesuatu yang sangat sulit, dan bukan pula susuatu yang sangat mudah. Semua itu membutuhkan semangat dan tekad kita, dan yang paling penting adalah kesabaran kita. Ketika kita sabar dalam menghadapi segala sesuatu maka kita yakin apa yang menjadi target kita akan tercapai. Asalkan kita mau menyadari dan merenungkan bahwa diri kita adalah manusia biasa. Tetapi apakah kita pernah merenungkan bahwa kita adalah manusia? Jawabannya hanya ada didalam diri kita masing-masing. Disinilah pentingnya kita menerapkan suatu motivasi yang sangat luar biasa, yang bisa mendorong agar diri kita bisa menerapkan apa yang seharusnya diterapkan. Sebetulnya semua orang mempunyai motivasi, hanya saja kita sendiri yang tidak mau tahu, dan bahkan kita tidak mau tahu. Apabila setiap orang bisa mengetahui motivasi yang ada, maka orang tersebut akan menjadi kuat dalam menghadapi benturan-benturan dan menjadi teguh dalam kehidupannya, dan mereka akan berangsur-angsur menjadi orang yang baik. Seseorang yang menjadi baik atau tidak, tergantung pada diri sendiri bukan pada diri orang lain. Diri kitalah yang membuat suci atau tidak suci atas diri kita sendiri. Contoh konkretnya ada pada diri Bhante Ananda, Pendamping Buddha atau Buddha Uppatakkha, yang selalu mendampingi Buddha kemana Beliau pergi. Tetapi Bhante Ananda tidak bisa merealisasi tingkat kesucian tertinggi ketika Buddha parinibbana. Mengapa kesucian arahat, beliau realisasi setelah Buddha Parinibbana? Disini Nampak dengan jelas bahwa tingkat kesucian bhante Ananda adalah hasil usaha beliau sendiri, bukan karena Buddha beliau dapat merealisasi Nibbana. Demikian juga atas diri kita, semua tergantung atas diri kita, kitalah penentu diri kita. So, kita harus berani mengubah tindakan-tindakan kita dan berusaha dengan penuh semangat menerapkan SIla (moralitas) sebagai dorongan batin kita.
Tumbuhkan Metta didalam Diri kita
Metta adalah cinta kasih yang universal, cinta yang tidak memandang ras, agama dan suku. Untuk mewujudkan metta (cinta kasih), banyak sekali umat Buddha yang menunjukkan aktivitas mereka demi memancarkan metta dan bahkan ada yang memperingatinya sebagai hari Metta, yaitu pada 1 Januari. Penyaji tidak tahu dari mana sumber itu, apakah dari Sutta atau dari Vinaya. Kayaknya penyaji belum menemukannya. Banyak lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh umat, seperti melepas makluk (Fang Shen), tetapi dalam kenyataannya hanya sebagai simbolisasi saja, karena ketika makluk itu mau dilepas banyak makluk yang mati ketimbang yang dilepas karena ritualnya terlalu lama. Mengapa kita hanya selalu mengutamakan binatang-binatang saja yang kita cintai? Tetapi saudara-saudara kita , manusia, yang butuh kasih sayang dari kita, tidak pernah kita hiraukan sama sekali, tetapi justru saling mengejek, membenci, irihati, mencurigai, dan selalu mencari kesalahan mereka. Mengapa demikian? Kita harus tahu kelemahan kita bahwa ternyata kita hanya mementingkan salah satu pihak saja tetapi pihak-pihak yang lain tidak pernah kita pahami. Tunjukkan kepedulian kita kepada mereka bukan hanya kepada binatang-binatang yang selalu kita identikan untuk mewujudkan cinta kasih kita. Ada juga yang sosialisasi kepada masyarakat, dengan membagi-bagikan barang kepada mereka yang membutuhkan. Apakah perbuatan itu hanya bisa kita lakukan pada saat hari yang disebut Metta itu? Tentu saja tidak bukan? Percuma kalau kita melakukan perbuatan-perbuatan itu hanya setiap tanggal 1 Januari saja tetapi dihari lain kita selalu melanggar sila, terutama sila-sila dalam Pancasila Buddhis. Banyak sekali perbuatan –perbuatan yang baik yang seharusnya kita lakukan setiap saat. Janganlah cinta kasih kita muncul disaat hari yang disebut Metta saja. Memang ada sebuah anggapan bahwa masih untung ada satu hari dalam setahun kita berbuat seperti itu daripada tidak pernah sama sekali. Semua itu memang benar dan tidak dapat dipersalahkan, tetapi apakah kita hanya hidup disaat tanggal yang ditetapkan itu? Tentu saja tidak bukan? Dan kelahiran kita kali ini sudah pasti bukan yang pertama kali, kita terlahir sudah berulang-ulang kali sebelum saat ini. Memang keliatannya mudah untuk mengembangkan cinta kasih, namun dalam prakteknya tidak seperti yang kita bayangkan. Kita membutuhkan semangat dan kesabaran yang tinggi. Seperti kata para guru, bahwa zaman ini adalah zaman dimana kita sulit untuk melakukan kebaikan karena banyak sekali tantangan-tantangannya. Perbuatan-perbuatan yang kita perbuat selalu menimbulkan kesengsaraan makluk dan orang lain, karena rasa egois yang tinggi, kita tidak peduli apakah perbuatan kita itu merugikan atau tidak? Yang penting kita senang, begitu kan?? Kita tidak boleh hanya untuk mementingkan diri sendiri saja, kepedulian social kita perlu kita tingkatkan, dan kepedulian itu masih banyak dibutuhkan oleh saudara-saudara kita bukan hanya identik dengan binatang – binatang saja. Kita harus mensosialisasikan kepada mereka yang membutuhkan. Barangkali dengan cara itulah, kita akan semakin berkembang dalam mewujudkan cinta dan kasih sayang kita kepada semuanya, dan secara otomatis kita telah berkembang didalam Buddha Dhamma. Rasanya tidak salah apabila kita selalu mengikuti Jalan yang Buddha ajarkan. Dengan penuh kesadaran, walaupun banyak cacian, ejekan, sindiran, makian, bahkan fitnahan, kita harus menghadapinya dengan cinta dan kasih sayang kita. Kita harus bisa merenungkan bahwa orang-orang yang selalu memfitnah, mengejek, memberitakan sesuatu yang tidak benar, mencela, memprovokasi orang lain, dan selalu menyalahkan kita, anggap sebagai guru yang sedang mempraktekkan atau sedang memberi contoh, bagaimana caranya melanggar SIla? Semua itu adalah pelajaran untuk kita renungkan, kita harus belajar dari semua itu. Apabila kita sudah memahami sungguh-sungguh bahwa dengan marah berarti kita telah menghambat cara praktek kita, maka ketika kita ingin marah, kita harus merenungkannya terlebih dahulu. Kita harus bisa menaklukkan rasa marah, benci, dengki, dll dengan cinta dan kasih yang lembut yang kita miliki, maka kita akan bisa hidup bersama-sama tanpa ada rasa ego yang muncul. Maka saat inilah kita harus INTROPEKSI DIRI dan selalu memupuk benih kebajikan setiap saatnya. Semoga dengan mempraktekkan Dhamma yang benar kita akan menjadi umat Buddha yang sejalan dengan Ajaran Buddha. ORANG HEBAT ADALAH ORANG BIASA YANG MEMPUNYAI KOMITMEN YANG LUAR BIASA. The more you do the more you will get….semoga semua makluk berbahagia

Sumber: http://khmand.wordpress.com

Be Happy, If You Have a Problem


Membaca judul di atas mungkin kita bertanya-tanya, apakah penyaji tak salah tulis. Kita mungkin berkata, ”Bukankah akan lebih berbahagia kalau kita sama sekali tak punya masalah?” Kalau demikian, kita salah besar! Dimana ada kehidupan, disitu pasti ada permasalahan. Namun, tahukah kita bahwa di balik setiap masalah terkandung suatu peluang emas dan kesempatan yang besar untuk maju?
Ada kata-kata bijak dari Norman V Peale yang patut Anda renungkan. Dalam bukunya You Can If You Think You Can, ia mengatakan, ”Apabila seseorang ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah Ia memberikannya kepada Anda? Apakah Ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak? Tidak! Sebaliknya seseorang membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik, lalu melihat dari jauh apakah kita sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu, dan menemukan isinya yang sangat berharga, bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kulit kerang.”
Pernyataan di atas bukan sekedar kata-kata indah untuk menghibur diri kita yang & sedang kalut menghadapi suatu masalah. Ini adalah perubahan paradigma dan cara berpikir. Keadaan apa pun yang kita hadapi sebenarnya bersifat netral. Kita lah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya. Seperti yang dikatakan filsuf Cina, I Ching, ”Peristiwanya sendiri tidak penting, tapi respon terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya.”
Berikut ini contoh sederhana. Sebagai seorang fasilitator yang memberikan pelatihan di berbagai perusahaan, saya pernah menghadapi penolakan dari klien semata-mata karena usia saya yang dianggap terlalu muda. Saya pernah menganggap ini masalah besar. Bagaimana tidak? Ini menyangkut kredibilitas saya. Saya kemudian memikirkannya berhari-hari. Kepercayaan diri saya mulai terganggu. Lama-kelamaan saya sadar bahwa penolakan semacam ini adalah hal biasa. Justru ini adalah kesempatan untuk berkembang. Karena itu, saya segera menggali kebutuhan klien dan mencari pendekatan yang lebih dapat diterima. Saya terus meningkatkan kompetensi, sampai akhirnya saya dapat diterima oleh perusahaan tersebut. Kalau demikian, penolakan awal itu sama sekali bukan sebuah masalah, tapi sebuah peluang yang sangat berharga. Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. Sayang, lebih banyak orang yang menganggap masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mereka tak mampu melihat betapa mahalnya mutiara yang terkandung dalam setiap masalah. Ibarat mendaki gunung, ada orang yang bertipe Quitters. Mereka mundur teratur dan menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung.
Ada orang yang bertipe Campers, yang mendaki sampai ketinggian tertentu kemudian mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat yang datar dan nyaman untuk berkemah. Mereka hanya mencapai sedikit kesuksesan tapi sudah merasa puas dengan hal itu. Tipe ketiga adalah Climbers yaitu orang yang seumur hidupnya melakukan pendakian, dan tak pernah membiarkan apapun menghalangi pendakiannya. Orang seperti ini senantiasa melihat hidup ini sebagai ujian dan tantangan. Ia dapat mencapai puncak gunung karena memiliki mentalitas yang jauh lebih tinggi, mengalahkan tingginya gunung. Orang dengan tipe ini benar-benar meyakini apa yang pernah dikatakan Dag Hammarskjold, ”Jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung sebelum kita mencapai puncaknya. Karena begitu ada dipuncak, kita akan melihat betapa rendahnya gunung itu.”
Semua masalah sebenarnya adalah rahmat terselubung bagi kita. Mereka ”berjasa” karena dapat membuat kita lebih baik, lebih arif, lebih bijaksana, dan lebih sabar. Kita baru dapat disebut manajer yang baik kalau kita mampu memimpin seorang bawahan yang sulit, yang membuat para manajer lain angkat tangan. Kita baru menjadi orang tua yang baik kalau kita dapat menangani anak yang  bermasalah, atau pun menantu yang keras kepala, yang melakukan sesuatu melebihi batas kesabaran kita. Kita baru dapat disebut profesional kalau kita mampu menangani pelanggan yang cerewet yang sering mengeluh dan banyak maunya. Untuk mencapai kesuksesan kitaperlu memiliki adversity quotient, yaitu kecerdasan dan daya tahan yang tinggi untuk menghadapi masalah.
Kecerdasan tersebut dimulai dari merubah pola pikir dan paradigma kitasendiri. Mulailah melihat semua masalah yang kita hadapi sebagai peluang, kesempatan, dan rahmat. Kita akan merasa tertantang, namun tetap mampu menjalani hidup yang tenang dan damai. Berbahagialah jika kita memiliki masalah. Itu artinya kita sedang hidup dan berkembang. Justru bila kita tak punya masalah sama sekali, saya sarankan kita segera berdoa dan terus berusaha untuk menerapkan nilai-nilai moral yang kita pelajari, dengan berusaha mempraktekkan sesuatu yang benar demikian kita tak perlu khawatir. Perbuatan  baik tak akan pernah memberikan suatu beban yang kita tak sanggup memikulnya.

Sumber: http://khmand.wordpress.com

Kesedihan Sahabat Kita

Di beberapa bagian dunia, ada masyarakat yang menyebut kesedihan sebagai akibat dari perbuatan buruk sebelumnya atau di masa lalu. Ada masyarakat lain yang menyimpulkannya sebagai hukuman. Sehingga kesedihan muncul dengan wajah yang menakutkan dan menyedihkan.
Dan larilah manusia jauh-jauh dari sahabat kehidupan yang bernama kesedihan. Semakin jauh manusia lari dari kesedihan, semakin cepat sahabat kesedihan mengejarnya dari belakang.
Disebut sahabat, karena kesedihan tidak selamanya seperti musuh yang senantiasa membawa batu, palu dan pisau untuk menyakiti. Dalam sinar-sinar kejernihan, kesedihan bisa membawa bunga-bunga kebijaksanaan, kedewasaan, kearifan dan kematangan. Meminjam bahasa Kahlil Gibran dalam The Prophet, ketika kita bercengkerama dengan kebahagiaan di kamar tamu, kesedihan sedang menunggu di tempat tidur. Tidak bisa kita lari terlalu lama dari sahabat serumah. Dan bukankah ini sejenis kedewasaan, ! kearifan dan kematangan yang ditunjukkan wajahnya oleh sinar-sinar kesedihan ?
Dalam bentuknya yang lebih indah lagi, kesedihan bisa juga menjadi lilin terang yang menerangi beberapa wilayah gelap (blind spot) yang selama ini tidak terlihat. Kematian orang-orang tercinta, sebagai contoh, awalnya memang menghadirkan air mata, tetapi belakangan jadi tahu kalau orang-orang yang sudah tiada memiliki peran-peran yang jauh lebih besar dari yang pernah terbayangkan. Dipecat teman, sebagai contoh lain, membukakan cakrawala bagi saya, kalau ada orang yang tersinggung kalau penawarannya ditawar. Sahabat yang tersinggung juga demikian, ia membimbing kita untuk tahu sumber-sumber ketersinggungan orang
lain.
Ada lagi keindahan lebih tinggi yang dihadirkan kesedihan. Hanya dengan kesedihanlah wajah kebahagiaan muncul lebih indah kemudian. Bahkan, kebahagiaan yang biasa-biasapun bisa berwajah indah ketika manusia baru saja melewati kesedihan. Sebutlah nasi putih sama sayur asem saja, ia terasa enak sekali begi perut yang baru melewati rasa sedih akibat kelaparan. Sebagai bukti lain, orang-orang yang pernah bersedih, menikmati kebahagiaannya dengan kualitas rasa syukur yang jauh lebih baik.
Di puncak dari semua itu, kesedihan membawa manusia pada kualitas kehidupan tinggi yang bernama kesabaran. Dan dengan kesabaran, bukankah manusia bisa menyeberangi lautan kehidupan yang paling dahsyat sekalipun ? Gelombang pasang perceraian, perkelahian di pinggir jalan, peperangan antarsuku dan antarnegara, perpecahan kepemilikan perusahaan hanyalah sebagian contoh samudera kehidupan yang bergejolak, namun bisa diseberangi dengan perahu
kesabaran.
Berkaca dari semua ini, tubuh manusia memang manja sekali. Buktinya selalu menolak datangnya kesedihan. Namun, suara-suara kejernihan bertutur lain, kesedihan juga ladang-ladang luas keindahan. Kesedihan tidak saja membawa clurit menakutkan, tetapi juga membimbing ke rangkaian kualitas yang tidak bisa dilakukan oleh kebahagiaan yang paling tinggi sekalipun.
Buku Deepak Chopra yang berjudul The Deeper Wound, dan di salah satu bagian covernya berisi tulisan sederhana : true self contains the light that no darkness can enter. Diri ini yang sebenarnya berisi sinar yang tidak bisa dikalahkan kegelapan manapun. Dan kesedihan, sebagaimana proses kontemplasi di atas, adalah salah satu kekuatan yang bisa membuat sinar tadi mulai bercahaya secara perlahan.
Sudahkah Anda menemukan cahaya tadi melalui perahu kesedihan ?

Sumber: http://khmand.wordpress.com/2009/08/26/kesedihan-sahabat-kita/

Terimakasih Ayah.... (Kesedihan, kehilangan dan menikmati hidup)

Seringkali kita temui kesedihan menyertai sebuah kehilangan. Hal itu merupakan reaksi yang kita pelajari atas sebuah kehilangan, menjadi kebiasaan wajar pada beberapa tradisi dan budaya. Hal itu tidak terhindarkan.

Saya menyadari hal ini melalui pengalaman saya sendiri sewaktu hidup selama lebih dari delapan tahun dalam budaya Buddhis-Asia. Dalam tahun-tahun pertama di sebuah vihara hutan Buddhis di sebuah sudut Thailand, di mana budaya dan pemikiran Barat sama sekali tidak dikenal. Vihara saya seringkali dipakai sebagai tempat kremasi (pembakaran mayat) oleh penduduk dusun sekitar. Hampir selalu ada kremasi setiap minggunya. Dalam ratusan upacara kematian yang saya saksikan di sana di tahun 70an, tidak pernah sekalipun saya melihat ada yang menangis. Saya bercakap-cakap dengan anggota keluarga yang ditinggalkan di hari-hari berikutnya dan masih tidak ada tanda-tanda kesedihan. Bisa disimpulkan bahwa tidak ada kesedihan di sana. Akhirnya saya mengetahui bahwa di bagian timur laut Thailand di saat itu, sebuah wilayah yang telah diresapi secara mendalam oleh ajaran Buddhis selama berabad-abad, kematian telah diterima secara luas dengan cara yang sangat berbeda dengan teori Barat mengenai kesedihan dan kehilangan.

Kehidupan di sana mengajarkan saya bahwa ada alternatif lain selain kesedihan dalam menghadapi sebuah kehilangan. Bukan berarti bersedih itu salah, hanya saja ada cara lain. Kehilangan orang yang kita cintai bisa dipandang dengan cara lain, cara yang menghindari kepedihan dan kesedihan yang berkepanjangan.

Ayah saya sendiri meninggal ketika saya masih berusia 16 tahun. Dia adalah, menurut saya, orang yang hebat. Dialah yang telah menolong saya menemukan arti cinta dalam kata-katanya, “Apapun yang kau lakukan dalam hidupmu, nak, pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu.” Walaupun saya sangat mencintainya, saya tidak pernah menangis di acara pemakamannya. Juga tidak menangis sesudahnya. Saya tidak pernah merasa ingin menangis atas kematiannya yang cepat. Diperlukan waktu beberapa tahun bagi saya untuk mengerti keadaan emosi saya seputar kematiannya. Saya menyadarinya melalui cerita berikut, yang saya bagikan kepada anda di sini.

Sebagai anak muda yang menikmati musik, segala macam musik mulai dari rock sampai klasik, jazz sampai musik rakyat. London adalah kota yang asik untuk ditinggali di tahun 60an sampai diawal tahun 70an, terutama kalau anda menyukai musik. Saya ingat saat menyaksikan penampilan canggung pertama dari Led Zeppelin di sebuah klub kecil di Soho. Pada kesempatan lain, hanya sedikit yang menonton yang-di-kemudian-hari-dikenal-sebagai-Rod-Stewart menyanyi di depan sebuah grup rock di ruangan loteng sebuah pub kecil di London Utara. Saya memiliki begitu banyak kenangan berharga terhadap penampilan musik di London saat itu.

Pada kebanyakan konser, di akhir penampilannya saya akan berteriak “Lagi! Lagi!” bersama-sama dengan penonton yang lain. Biasanya, band ataupun orkestranya akan bermain lagi selama beberapa saat. Tapi akhirnya, mereka harus berhenti, mengepak barang-barang dan pulang ke rumah. Demikian juga dengan saya.Dalam ingatan saya, sepertinya setiap kali saya dalam perjalanan pulang ke rumah di malam hari dari club, pub ataupun gedung konser, selalu hujan. Ada sebuah kata khusus untuk menggambarkan jenis hujan yang monoton yang sering terjadi di London: gerimis. Sepertinya selalu gerimis, dingin dan suram di saat saya meninggalkan gedung konser. Tapi walaupun saya mengetahui di dalam hati bahwa kemungkinan saya tidak akan mendengar band musik itu lagi, bahwa mereka telah meninggalkan hidup saya selamanya, tidak sekalipun saya merasa sedih ataupun ingin menangis. Sewaktu saya berjalan di tengah malam yang dingin, basah dan gelap di London, raungan musik mereka masih bergema di kepala saya, “Musik yang hebat! Penampilan yang gemilang! Betapa beruntungnya saya telah menyaksikannya pada saat itu!” Saya tidak pernah merasa sedih di akhir sebuah konser yang bagus.

Tepat seperti itulah perasaan saya sepeninggal ayah saya. Sebuah konser yang hebat akhirnya berakhir. Sebuah penampilan yang indah. Saya, seperti yang sudah-sudah, berteriak nyaring, “Lagi! Lagi!” saat nomor pamungkas mendekati akhir. Ayah tersayang yang sudah tua berjuang keras untuk tetap hidup beberapa lama lagi untuk kami. Tapi saatnya telah tiba, saat dia harus “mengepak barang-barang dan pulang ke rumah”. Ketika saya berjalan keluar dari krematorium di Mortlake diakhir acara pemakaman menuju gerimis dingin kota London, saya mengingat gerimisnya dengan jelas, dalam hati saya mengetahui bahwa saya mungkin tidak akan bisa bersama ayah lagi, dia telah meninggalkan hidup saya selamanya, namun saya tidak merasa sedih; juga tidak menangis. Apa yang saya rasakan dihati saya adalah “Ayah yang hebat! Hidupnya merupakan inspirasi yang kuat. Betapa beruntungnya saya telah menjadi putranya.” Di waktu saya menggenggam tangan ibu saya di perjalanan yang panjang menuju masa depan, saya merasa kebahagiaan yang sama dengan yang sering saya rasakan diakhir sebuah konser bagus yang pernah saya tonton. Saya tidak akan melupakannya. Terima kasih, Ayah.

Kesedihan hanyalah melihat apa yang telah terpisah dari anda. Menikmati hidup adalah menyadari segala berkah yang kita terima dan merasa berterima kasih. 
 
Sumber: http://72.9.148.187/showthread.php?p=494898